SUBA SE SALAM SE JO NGON MOI MOI

Senin, 26 November 2012

Zubalah; Tempat Persinggahan Ketiga Belas Imam Husein as

Zubalah merupakan tempat persinggahan di jalur antara Mekah dan Kufah.(1) Zubalah berada antara Waqishah dan Tsalabiah. Di tempat ini ada dua danau kecil.(2) Rombongan Imam Husein as tiba di Zubalah pada hari Rabu, 23 Dzulhijjah dan meletakkan barang bawaannya.
 
Di Zubalah, Imam Husein as diberi kabar tentang syahadah Abdullah bin Yaqthir, saudara sesusuannya. Setelah itu Imam Husein as di tengah-tengah rombongan membacakan sebuah tulisan:
 
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi penyayang.
Amma Ba'du.
Berita menyedihkan tentang syahadah Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abdullah bin Yaqthir telah sampai kepada kita. Perlu diketahui bahwa para pendukung kita akan menghinakan kita. Oleh karenanya, siapa di antara kalian punya keinginan untuk kembali, maka tidak akan ada yang menghalanginya dan tidak akan kewajiban baginya."(3)
 
Setelah ucapan Imam Husein as itu, orang-orang mulai meninggalkan beliau. Yang tinggal bersama beliau adalah sejumlah orang yang bersama beliau sejak dari Madinah dan beberapa orang lain yang bergabung dengan beliau di tengah jalan. Mereka tetap komitmen untuk membela Imam Husein as.(4)
 
Malam itu, Imam Husein as tinggal di Zubalah dan di pagi harinya Imam berkata kepada para sahabatnya agar minum air sesukanya dan mengambil air sebagai persiapan.(5)

Dinwari mengatakan, tidak ada yang tinggal bersama Imam Husein as, kecuali orang-orang khusus.(6)
 
Dalam buku Muruj al-Dzahab disebutkan, sebelumnya ada 500 orang yang memiliki tunggangan dan 100 orang pejalan kaki yang bersama dengan Imam Husein as. Tapi setelah mendengar berita ini, yang tertinggal bersama Imam Husein as hanya sedikit.(7)
 
Perlu diketahui bahwa ini merupakan pertama kali Imam Husein as berbicara mengenai mereka yang ingin berpisah dari beliau dan satu-satunya tempat ketika Imam Husein as menyampaikan masalah ini dengan membaca tulisan.
 
Catatan:
1. Mu'jam al-buldan, 3/129.
2. Marashid al-Itthila', 2/656.
3. Al-Irsyad, Mufid, 2/75.
4. Bihar al-Anwar, 44/374.
5. Al-Irsyad, 2/76.
6. Al-Akhbar at-Thiwal, hal 347.
7. Muruj al-Dzahab, 3/256.

Sumber: (IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual