SUBA SE SALAM SE JO NGON MOI MOI

Senin, 26 November 2012

Hubungan Intim Erdogan dengan Lobi-lobi Yahudi

Seorang jurnalis terkemuka Turki, Arslan Bulut, dalam sebuah artikel yang dimuat dalam koran Yeni Chagh, mengatakan, organisasi anti- gerakan pencemaran nama Yahudi menuntut Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan ketika masih menjabat walikota Istanbul saat itu, untuk berkunjung ke Amerika Serikat guna menghadiri pertemuan penting di mana dalam pertemuan tersebut akan diambil berbagai keputusan yang sangat krusial.
 
Seorang warga Turki yang bekerja di Komunitas Persahabatan Turki-Amerika kepada Bulut mengatakan, ketua komunitas ini kepadanya memberitahu bahwa institusi-institusi Yahudi yang  akan menentukan perdana menteri Turki pada tahun 2000.
 
Terkait hal itu, Bulut menandaskan, masalah ini telah mengungkap fakta tentang bagaimana cara pemerintah Turki terpilih. Sebelum Erdogan dan Abdullah Gul menjabat masing-masing sebagai perdana menteri dan presiden Turki, keduanya berkunjung ke Amerika, seakan-akan mereka adalah kandidat orang-orang Amerika.
Lebih lanjut, Bulut dalam artikelnya mengatakan, Gul dan Erdogan bertemu dengan orang-orang Amerika yang mempunyai hubungan dengan Dinas Rahasia AS (CIA). Dalam pertemuan itu, Erdogan menyetujui program Amerika untuk membagi negara-negara multi-etnis berdasarkan isu-isu keagamaan dan sektarian.
 
Hal itu ditekankan dalam agenda partainya dan neokonservatif sebagai musuh Islam berusaha membentuk pemerintah boneka di Turki untuk membagi Irak dan tenggara Turki. Tugas pertama pemerintahan ini adalah menyepakati semua syarat dan tuntutan Amerika.
 
Menurut Bulut, Erdogan setelah menjabat sebagai perdana menteri Turki pada tahun 2009 langsung melawat Amerika dan mendapat sambutan hangat dari lobi-lobi Yahudi. Ia kemudian bertemu dengan wakil-wakil institusi dan organisasi penting Yahudi Amerika seperti Abraham Foxman, direktur organisasi anti-gerakan pencemaran nama Yahudi,di hotel Plaza New York.
 
Berdasarkan artikel tersebut, pertemuan dengan para wakil lobi-lobi Yahudi di New York sangat penting bagi Erdogan. Dengan demikian, pernyataannya bahwa rezim Zionis Israel adalah rezim teroris tidak dapat dipercaya.
 
Di bagian lain tulisannya, Bulut mengingatkan bahwa negara-negara Barat menciptakan instabilitas dan kekacauan di Timur Tengah dan Afrika Utara sebagai Musim Semi Arab melalui Turki.
 
Kini pertanyaannya adalah apakah protes-protes Erdogan terhadap Israel dapat dipercaya? Sementara Ankara juga menempatkan berbagai radar di kota Malatya untuk melindungi keamanan Tel Aviv. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual