SUBA SE SALAM SE JO NGON MOI MOI

Sabtu, 24 November 2012

GALERI ASYURA

Tenda Kuno Untuk Memperingati Acara Asyura








 

Hizbullah: Israel Tidak Akan Pernah Menang!

Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, perang Gaza membuktikan bahwa Angkatan Udara Israel tidak mampu lagi memenangi perang dan mereka meski memiliki peralatan militer, tidak akan mampu menang di medan perang manapun.
 
Sayid Nasrullah dalam pidatonya pada malam kesembilan Muharam (Malam Tasua) di selatan Beirut, menyoroti pencapaian besar kemenangan muqawama di Gaza. IRNA melaporkan dari Beirut.
 
"Kami mengucapkan selamat kepada muqawama dan seluruh rakyat Palestina di dalam dan di luar negeri atas kemenangan agung ini," kata Sekjen Hizbullah mengawali pidatonya.
 
"Pada dasarnya, kita menghadapi babak baru dari terwujudnya berbagai kemenangan. Kami memohon rahmat dan pengampunan Allah Swt kepada para syuhada Gaza dan kami berharap warga Gaza dapat membangun kembali kerusakan-kerusakan akibat perang," tambahnya.
 
"Cukup bagi kita untuk melihat ekspresi wajah Benjamin Netanyahu, Ehud Barak dan Avigdor Lieberman, ‘Apakah di wajah mereka terlihat sebuah tanda minimal dari kemenangan? Sangat jelas apa yang sedang diberitakan oleh raut wajah mereka," jelas Sayid Nasrullah.
 
Berbicara tentang teror Ahmad al-Jaabari, komandan sayap militer Hamas, Sayid Nasrullah menandaskan, kelompok-kelompok pejuang di kawasan membuktikan bahwa mereka tidak lagi bergantung pada individu tertentu.
 
"Israel telah memulai perang di Gaza, tapi muqawama juga tidak tinggal diam dan mereka menggunakan seluruh kekuatannya untuk membalas serangan musuh," tambahnya.
 
Menurut Sayid Nasrullah, pencapaian penting kemenangan Gaza adalah bahwa muqawama mampu mendikte syarat-syaratnya kepada musuh dan tidak tunduk pada ketentuan musuh. Ditambahkannya, capaian lain adalah musuh mulai mengetahui bahwa perang Gaza bukan lagi tamasya bagi Israel. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Pusat Kota Karbala Ditutup, 2.400 Mobil Khusus Dikerahkan

Laporan terbaru tentang situasi di Karbala, Irak, menyebutkan bahwa pemerintah setempat telah menyediakan 2.400 uni mobil untuk mempermudah lalu-lalang para peziarah makam suci Imam Husein as. Pemerintah lokal Karbala juga telah menutup bagian kuno kota tersebut.

FNA (23/11) melaporkan, kota Karbala saat ini sesak dibanjiri para peziarah baik domestik maupun luar negeri menjelang peringatan Asyura.

Walikota Karbala menyatakan, pemerintah berusaha mempermudah lalu-lalang para peziarah dengan menyiapkan 2.400 unit mobil serta sejumlah kereta.

Pemerintah setempat juga telah melarang masuknya kendaraan ke pusat kota Karbala demi kenyamanan para peziarah. Hanya kendaraan yang telah ditetapkan pemerintah yang boleh beroperasi.

Aparat keamanan telah melipatgandakan pengawasan. Sebanyak 32.000 personil polisi dan militer telah dikerahkan untuk berjaga-jaga.

Sumber: (IRIB Indonesia)

Nasihat Imam Husein as: Pengaruh Melanggar Perintah Allah

Pengaruh Melanggar Perintah Allah
 
Seseorang menulis surat kepada Imam Husein as dan meminta kepada beliau agar menasihatinya dengan kalimat yang singkat.
 
Imam Husein as menjawab suratnya:
 
"Seseorang yang berusaha meraih sesuatu lewat jalan melanggar perintah Allah Swt, maka apa yang diharapkannya dengan cepat terlepas dari tangannya, sementara apa yang ditakutinya segera menghampirinya." (Tsiqah al-Islam Kulaini, al-Kafi, Tehran, Entesharat Eslami, 1397 Hq, cet 2, 2/373)
 
Setiap kali seseorang ingin melakukan perbuatan baik, maka hal penting yang harus diperhatikannya adalah menjaga agar pendahuluan perbuatan baik itu sesuai dengan tujuan perbuatan itu sendiri. Sama seperti keinginan seseorang yang ingin membangun sebuah gedung yang kokoh dan indah. Demi merealisasikannya, maka material bangunan dan alat yang dipakai harus sesuai dengan tujuan pembuatan gedung itu. Bila orang itu tidak menggunakan material yang baik dan berkualitas, maka tidak dapat diharapkan ia dapat membuat sebuah gedung yang layak dan sesuai dengan keinginannya. Oleh karenanya, selama material batu bata tidak berasal dari bahan yang benar, maka pembuatan dinding tidak akan kokoh.
 
Begitu juga ketika manusia melakukan pekerjaan dengan cara melanggar perintah Allah Swt. Secara lahiriah orang itu memang benar meraih keuntungan, mampu mencegah kerugian dan mencapai tujuan yang diinginkannya. Namun pada hakikatnya ia meraih satu hal tapi kehilangan sesuatu yang lebih penting. Karena pada gilirannya pengaruh dosa yang dilakukannya akan mencengkeramnya. Kebaikan hakiki tidak akan pernah sampai kepada pelaku dosa. Selain itu, harus diketahui bahwa pengaruh dosa dan melanggar perintah Allah Swt akan memunculkan kemurkaan Allah Swt. Bila Allah telah murka, maka orang yang mendapat murka-Nya akan terjauhkan dari kebaikan dan semakin dekat kepada bencana dan kesulitan.
 
Manusia dalam kehidupannya harus senantiasa melangkah di jalan yang mendekatkan dirinya kepada Allah Swt. Dalam kondisi yang demikian, Allah juga akan memperbaiki kekurangan dalam pekerjaannya dan mencukupi kebutuhannya. Dengan demikian, sudah selayaknya bagi manusia untuk tetap berharap kepada rahmat dan kehendak ilahi. Manusia harus percaya bahwa kekuasaan Allah Swt berada di atas kekuatan yang ada dan dengan kekuasaan-Nya Allah mampu mengabulkan keinginannya sekalipun dalam kondisi yang paling sulit, bahkan yang di luar dari jangkauan pemikiran manusia. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Malam terakhir; Malam Munajat

Hari ke sembilan Muharram (Tasu'a) telah tiba. Wejangan dan nasihat Imam Husein tidak mempengaruhi di hati Umar bin Saad komandan pasukan Yazid. Ia tidak sabar menanti waktu untuk sampai pada tujuan busuknya. Ia tidak sabar menanti waktu untuk mendapatkan posisi dan kedudukan.
 
Menjelang matahari terbenam dikabarkan kepada Imam Husein as bahwa sejumlah pasukan Umar bin Saad sedang mendekati tempat perkemahan mereka. Kepada saudaranya Abbas, Imam Husein berkata, "Saudaraku! Datangi mereka dan tanyakan apa alasan kedatangan mereka!"
 
Abbas bersama dua puluh orang sahabat Imam Husein as mendatangi pasukan utusan Umar bin Saad.
 
Kepada ketua mereka Abbas berkata, "Apa alasan kedatangan kalian, Imamku Husein as ingin mengetahui alasan kedatangan kalian?"
 
Laki-laki itu berkata, "Pimpinanku memerintahkan aku untuk mengusulkan kepada kalian agar menerima aturannya, bila tidak maka kami akan berperang menyerang kalian."
 
Abbas berkata, "Tunggu sebentar! Aku akan kembali kepada saudaraku untuk menyampaikan kata-katamu kepada beliau."
 
Abbas pergi mendatangi Imam Husein as dan menyampaikan apa yang terjadi. Imam Husein as berkata, "Saudaraku! Datangi mereka. Kalau bisa mintalah tangguh kepada mereka supaya malam ini kita kerjakan shalat dan munajat. Karena Allah tahu aku sangat menyukai shalat, ibadah dan munajat kepada-Nya."
 
Abbas kembali mendatang pasukan Umar bin Saad dan menyampaikan pesan Imam Husein as kepada mereka.
 
Utusan Ibnu Saad sejenak berpikir dan berkata, "Setuju. Kami beri tangguh kalian malam ini. Bila kalian menyerah, maka akan saya bawa menuju atasan kami. Bila tidak, maka kalian tidak akan selamat dari tangan kami."
 
Setelah laki-laki itu berkata, ia dan anak buahnya meninggalkan tempat itu dan Abbas tenggelam dalam berpikir. 
 
Sumber: 
"Sad Pand va Hekayat" Husein.
(IRIB Indonesia)

9 Muharam, Hari Tasua, Karbala Tempat Beribadah Paling Indah

Hari Tasua, Karbala Tempat Beribadah Paling Indah
 
Pada tanggal 9 Muharam 61 Hq, Syimr bin Dzil Jausyan mendatangi perkemahan Imam Husein as. Selain memanggil Abbas dan putra-putra Ummul Banin lainnya, ia mengatakan, "Aku telah mengambil surat jaminan untuk kalian dari Ubaidillah bin Ziyad."
 
Secara bersamaan, mereka berkata kepada Syimr, "Allah melaknatmu dan melaknat surat jaminanmu! Kami berada dalam keamanan dan putra dari putri Rasulullah berada dalam ancaman?!"
 
Melalui saudara lelakinya, Abbas, Imam Husein as meminta kesempatan satu malam dari musuh untuk melakukan shalat, berdoa, berkhalwat dengan Tuhan dan membaca al-Quran.
 
Setelah memuji kebesaran Tuhan, Imam Husein mempersilahkan para sahabatnya agar menggunakan kegelapan malam itu untuk menyelamatkan diri dan pergi dari medan peperangan. Karena tidak ada seorangpun yang akan selamat dalam pertempuran melawan tentera Yazid keesokan harinya. Namun, keluarga dan sahabat Imam Husein as bertekad untuk memberi dukungan kepada agama Allah dan cucu Rasulullah selagi hayat dikandung badan. Pada malam  Asyura itu, sahara Karbala menjadi tempat beribadah yang paling indah dan menunjukkan puncak keimanan kafilah Imam Husein as.
 
Para sahabat Imam Husein menggali parit di seputar perkemahan untuk menghadapi musuh dan memutus hubungan musuh dengan perkemahan dari tiga arah. Serangan musuh hanya bisa dilakukan dari satu arah dimana para sahabat Imam Husain as ditempatkan. Ini adalah strategi Imam Husain as yang sangat bermanfaat bagi para sahabat.
 
Di hari itu sekelompok dari pasukan Umar bin Saad bergabung dengan pasukan Imam Husein as.
 
Pidato Imam Husein as kepada musuh, "Celaka kalian! Kerugian apa yang akan kalian peroleh jika mendengarkan perkataanku? Aku mengajak kalian ke jalan yang benar. Akan tetapi kalian menolak seluruh perintahku dan tidak mendengarkan perkataanku, karena perut-perut kalian telah terpenuhi oleh kekayaan haram hingga mengeraskan hati-hati kalian." 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Ayatullah Emami Kashani: Dunia Islam Bersatu, AS dan Israel Tersingkir

Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Muhammad Emami Kashani mengatakan, Rezim Zionis Israel dan pendukungnya di perang 8 hari Jalur Gaza mengalami kekalahan telak dari kubu muqawama.

Ayatullah Emami Kashani di khutbah shalat Jumatnya di Tehran mengutuk agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. "Rezim ilegal ini dengan dukungan penuh sejumlah negara Arab dan Islam serta Amerika Serikat kembali menyerang Gaza, namun resistensi bangsa Palestina di Gaza berhasil membendung brutalitas Israel sehingga rezim Tel Aviv gagal meraih tujuannya," tandas Ayatullah Emami Kashani.

Khatib shalat Jumat Tehran menekankan bahwa perang 8 hari Rezim Zionis terhadap bangsa Palestina di Jalur Gaza hanya meninggalkan noktah hitam bagi Israel  dan pendukungnya, khususnya Amerika Serikat. "Kebuasan dan kekejaman rezim ilegal Israel di perang ini sangat transparan bagi masyarakat internasional," tandas Ayatullah Emami Kashani.

Ayatullah Emami Kahsani di bagian lain khutbahnya menyinggung konspirasi musuh terhadap bangsa dan pemerintah Suriah. "Musuh-musuh muqawama berusaha merusak front muqawama di kawasan dengan mengirim senjata kepada kelompok teroris  demi kepentingan Rezim Zionis, namun mereka kembali menelan kekalahan pahit," kata Ayatullah Emami Kashani.

Ayatullah Emami Kashani juga mengisyaratkan konspirasi yang digelar Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel terhadap Islam dan mengingatkan, jika Dunia Islam bersatu maka AS dan Israel tidak akan mendapat tempat di kawasan.

Di khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani juga menyinggung kebangkitan Imam Husein as melawan kezaliman. "Gerakan yang digalang Imam Husein adalah jalan yang terang, terorganisir dan penuh dengan ketauhidan," tandas Ayatullah Emami Kashani.

Sumber: (IRIB Indonesia)

TSALABIAH; Tempat Persinggahan Kedua Belas Imam Husein as

Tempat Persinggahan Kedua Belas Imam Husein as

Imam Husein as hari Selasa, 22 Dzulhijjah tiba di tempat bernama Tsalabiah.
Tempat ini dinamai sesuai dengan nama seseorang bernama Tsalabiah dari kabilah Bani Asad. Di tempat ini ia menggali sumur dan setelah itu rombongan dari Kufah yang ingin menuju Mekah biasanya berhenti dan tinggal sebentar di dekat sumur itu.
Dalam buku Marashid al-Itthila' disebutkan bahwa di daerah ini dulunya ada sebuah desa yang kemudian musnah, tapi dikenal oleh setiap yang melewatinya.(1)
Di tempat ini juga seseorang menemui Imam Husein as dan menanyakan kepada beliau tafsir ayat "Yauma Nad'uu Kulla Unaasin Bi Imaamihim"... (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya ..."(2)
Imam Husein as menjawab, "Ada suara memanggil imam yang membimbing orang lain dan mereka yang mengikutinya akan menjawab. Kemudian dipanggil imam yang menyesatkan orang lain dan mereka yang mengikutinya akan menjawab. Kelompok yang pertama akan dibawa ke surga dan kedua dibawa ke dalam api neraka. Itulah mengapa Allah Swt berfirman, "Fariqun Fi al-Jannah Wa Fariqun Fi as-Sa'ir"(3) ... Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.(4)

Catatan:
1. Marashid al-Ittila', 2/664.
2. QS. Al-Isra: 71.
3. QS. As-Syura: 7.
4. Amali as-Shaduq, hal 93, Qamqam Zukkhar wa Shamsham Battar, 1/362, Al-Imam Husein wa Ashabuh, 1/166.

 Sumber: (IRIB Indonesia)

ZARUD; Tempat Persinggahan Kesebelas Imam Husein as

Tempat Persinggahan Kesebelas Imam Husein as

Pada hari Senin, 21 Dzulhijjah Imam Husein as tiba di Zarud. Daerah berkerikil antara Tsa'labiah dan Khuzaimiah dan berada di jalur jamaah haji Kufah yang ingin pergi ke Mekah.(1)
Di tempat ini Imam mendirikan tendanya berdekatan dengan tenda dan tempat keledai Zuhair bin Qain Bajali. Setelah itu Imam Husein as mengajaknya menuju jalan kebenaran. Zuhair bin Qain akhirnya mengkuti seruan Imam Husein as.
Di Zarud ini Imam mendapat kabar mengenai kesyahidan Muslim bin Aqil dan Hani bin Urwah.
Setelah mendengar berita itu, Imam Husein as membaca ayat ini "Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun"(2) dan memohon ampun kepada Allah Swt untuk Muslim. Imam Husein as kemudian menangis tersedu-sedu dan Bani Hasyim serta perempuan yang ada di sana ikut menangisi kesyahidan Muslim bin Aqil.

Dua orang dari sahabat Imam Husein as bernama Abdullah bin Sulaim Asadi dan Mundzir bin Masy'al Asadi bersumpah di hadapan Imam Husein as agar mereka tidak pergi ke Kufah. Alasan keduanya tidak ada penolong di sana.
Sebaliknya, keluarga Aqil meminta kepada Imam Husein as agar mengizinkan mereka ke Kufah guna menuntut balas kematian saudaranya.
Imam Husein as berkata, "Saudara-saudaraku, setelah ini kehidupan sudah tidak ada kebaikannya lagi."
Catatan:
1. Qamqam Zukkhar wa Shamsham Battar, 1/362.
2. QS. Al-Baqarah: 156.

Sumber: (IRIB Indonesia)


KHUZAIMIAH; Tempat Persinggahan Kesepuluh Imam Husein as

Tempat Persinggahan Kesepuluh Imam Husein as

Khuzaimiah merupakan tempat yang dinisbatkan kepada Khuzaimiah bin Khazim.
Tempat ini merupakan jalur yang biasa dilewati oleh jamaah haji dari Kufah.
Imam Husein as dan rombongan sempat tinggal di tempat ini selama satu hari dan satu malam. Dengan demikian, Imam Husein as di hari 19 Dzulhijjah tinggal di tempat ini.
Menjelang slahat Subuh, Sayidah Zainab as menemui Imam Husein as dan berkata, "Wahai saudaraku! Saya mendengar suara gaib yang membacakan syairnya seperti ini:
الا یا عین فاحتفلی بجهدی
و من یبکی علی الشهداء بعدی
علی قوم تسوقهم المنایا
بمقدار الی انجاز وعدی
Alaa Yaa Ainu Fahtafalii Bijuhdii
Wa Man Yabkii Alas Syuhadai Ba'dii
Ala Qaumi Tasuuquhum al-Munaya
Bimiqdaarin Ilaa Injazzin wa Adi
Ketahuilah wahai Mata! Engkau akan bergembira dengan usahaku
Lalu siapakah yang akan menangisi syuhada sepeninggalku?
Kepada kaum yang ingin merealisasikan harapannya
Melakukannya sesuai dengan kemampuan dan bekal yang ada

mam Husein as menjawab, "Wahai saudariku! Apa yang telah ditetapkan oleh Allah Swt itulah yang akan terjadi." 

Sumber: (IRIB Indonesia)

8 Muharam, Dialog Imam Husein as dengan Umar bin Saad

Dialog Imam Husein as dengan Umar bin Saad
 
Tanggal 8 Muharram 61 Hq, rasa kehausan di kemah-kemah makin lama terasa semakin mencekik. Imam Husain as memerintah saudaranya, Abbas, bersama beberapa orang untuk bergerak ke sungai Furat di malam hari. Dengan rencana yang matang, mereka berhasil mematahkan dan menerobos barisan musuh dan kembali ke kemah dengan kantong-kantong penuh air.
 
Pertemuan Imam Husein as dengan Umar bin Saad
 
Imam Husein berkata, "Wahai anak Saad! Apakah engkau datang menemuiku dan tidak memiliki keluhan pada-Nya?"
 
Ibnu Saad mengatakan, "Jika aku memisahkan diri dari kelompok ini, maka rumahku akan rusak, kekayaanku akan dirampas, dan aku mengkhawatirkan anggota keluargaku dari kemarahan Ibnu Ziyad."
 
Imam Husein berkata, "Bagaimana dengan dirimu sendiri? Allah akan segera mengambil jiwamu dan engkau tidak akan terampuni di Hari Kiamat ... Apakah engkau mengira akan sampai pada pemerintahan Rey dan Gorgan? Demi Allah! Tidaklah demikian, karena engkau tidak akan pernah sampai pada keinginanmu."
 
Ubaidillah dalam surat selanjutnya mengancam Umar bin Saad bahwa ia akan memecatnya dari tugasnya seraya berkata, "Jika engkau mempermainkan dan tidak mentaati perintahku, maka aku akan menyerahkan tanggung jawab pasukan ini pada Syimr bin Dzil Jausyan."
 
Penggalan dari pidato Imam Husein as kepada para sahabatnya, "Wahai para keturunan besar dan agung! Bersabarlah, karena kematian hanyalah sebuah jembatan tempat kalian akan melewati segala kesulitan dan penderitaan dan mengantarkan kalian ke surga yang luas dengan segala nikmatnya yang kekal."
 
Abu Sahl Kuhi Lahir
 
Tanggal 8 Muharam tahun 329 Hijriah, Abu Sahl Kuhi, ahli matematika dan astronomi Iran, terlahir ke dunia. Sebagian besar umur Abu Sahl Kuhi dihabiskan di kota Bagdad yang merupakan pusat keilmuan dunia pada zaman itu. Selama 30 tahun, ia melakukan penelitian di bidang astronomi dan sebagai hasilnya, ia berhasil mendirikan observatorium yang kemudian dimanfaatkan oleh para ilmuwan setelahnya.
 
Abu Sahl juga banyak menulis buku, di antaranya berjudul "Dawair Hamaseh". 

Sumber: (IRIB Indonesia)

7 Muharam, Umar bin Saad Larang Imam Husein Memanfaatkan Air Sungai Furat

Umar bin Saad Larang Imam Husein Memanfaatkan Air Sungai Furat
 
Diriwayatkan lebih dari 30 ribu orang yang ikut dalam pasukan Umar bin Saad tercatat telah mengambil baju, senjata perang dan gaji dari pemerintah Bani Umayyah dan siap untuk berperang menentang Imam Husein as.
 
Umar bin Saad pada 7 Muharram 61 Hq kembali mendapatkan sebuah surat dari Ubaidillah bin Ziyad dengan isi sebagai berikut, "Usahakan pasukanmu untuk memisahkan antara Husein dan sahabat-sahabatnya dengan sungai Furat. Usahakan sedemikian rupa hingga tak ada setetes air pun yang sampai ke mereka, sebagaimana Utsman bin Affan dulu terhalangi dari air."
 
Kemudian Umar bin Saad menempatkan 500 pasukan penunggang kuda di sisi sungai Furat. Salahsatu dari mereka berteriak, "Husein! ... Demi Allah ... Engkau tidak akan meminum air ini walau setetes pun hingga kehausan merenggut nyawamu."
 
Imam Husein as berkata, "Ilahi!! Binasakan ia dengan kehausan dan jauhkan ia dari segala rahmat-Mu!"
 
Hamid bin Muslim mengatakan, aku melihat dengan mataku sendiri bahwa kutukan Imam Husein as betul-betul terlaksana.
 
Demikian Abu Abdillah Imam Husein as mengutuk pasukan musuh, "Ilahi! Tahanlah hujan-Mu dari mereka, ciptakan kesulitan dan kekeringan (sebagaimana tahun-tahun Yusuf), dan tempatkan budak Tsaqafi (Hajjaj bin Yusuf) untuk mereka supaya mereka merasakan pahitnya tegukan racun, dan ambilkan balas dendamku, para sahabatku, Ahlul Bait dan para Syiah-ku dari mereka."
 
Ayatullah Milani Lahir
 
Tanggal 7 Muharram 1313 Hijriah, Ayatullah Sayyid Hadi Milani, seorang marji dan ulama besar Islam, terlahir ke dunia di kota Najaf, Irak. Beliau sejak kecil telah mulai mempelajari al-Quran dan kemudian menuntut ilmu agama di Hauzah Ilmiah Najaf sampai mencapai derajat mujtahid.
 
Selain itu, Ayatullah Milani juga menguasai bidang sastra Arab dan Persia. Kemudian, Ayatullah Milani mengabdikan hidupnya untuk mengajar dan menulis buku. Buku-buku karya beliau di antaranya berjudul "Muhadharah fi Fiqhil Imamiyah" yang terdiri dari 10 jilid. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Irak-Suriah Berkoalisi, Rezim Arab dan AS Kebingungan

Koran trans-regional al-Quds al-Arabi seraya membongkar upaya Irak dan Suriah untuk berkoalisi menekankan bahwa aliansi ini tak diragukan lagi akan mengubah konstelasi regional.
 
Menurut laporan Fars News mengutip Koran al-Quds al-Arabi di edisi Kamis (21/11) menulis, sejumlah pengamat Suriah dan Irak tengah membahas kemungkinan dibentuknya aliansi atau persatuan antara kedua negara.
 
Koran ini di laporannya menyebutkan, saat ini Baghdad dan Damaskus sampai pada kesimpulan bahwa mereka memiliki kesamaan kesulitan di dalam negeri, regional dan internasional. Dan ide aliansi atau persatuan akan mampu menjawab kesulitan tersebut.
 
Al-Quds al-Arabi menambahkan, data yang diperoleh menunjukkan bahwa kontak kedua pihak telah terjalin yang ditujukan untuk melakukan sejumlah lobi dan koordinasi yang diperlukan di bidang ini.
 
Koran ini menulis, kontak dan pertemuan tersebut kini mulai menuai sejumlah reaksi dari negara Arab kawasan Teluk Persia, Mesir, Turki dan juga dunia internasional. Jika tahap pertama aliansi ini menunjukkan hasil positif maka akan dilanjutkan dengan tahap kedua yakni pembahasan untuk melaksanakan rencana ini.
 
Al-Quds al-Arabi mengutip para pengamat menekankan bahwa jika ide seperti ini terealisasi maka akan muncul perubahan di konstelasi regional khususnya di tingkat geopolitik. Hal ini disebabkan kedua negara yakni Irak dan Suriah dalam satu waktu akan memiliki kesempatan untuk merambah Laut Mideterania dan Danau Karun.
 
Pengamat tersebut juga mengatakan, kebijakan ini akan mengubah konstelasi energi gas dan minyak serta jalur lalu lintas ke Eropa. Hal ini juga sangat menakutkan bagi kekuatan besar dunia.
 
Terlepas dari seluruh hal di atas, aliansi ini juga membicarakan penggabungan tentara kedua negara. Tentu saja berita ini sangat mengejutkan dan menakutkan bagi banyak kalangan seperti Turki, Israel dan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC). 

Sumber: (IRIB Indonesia)

6 Muharam, Habib bin Mazahir Ajak Kabilah Bani Asad Bantu Imam Husein as

Habib bin Mazahir Ajak Kabilah Bani Asad Bantu Imam Husein
 
Umar bin Saad memperoleh sebuah surat dari Ubaidullah yang isinya demikian, "Aku tidak begitu saja menyerahkan pasukan berkuda dan pasukan berjalan kepadamu. Perhatikanlah bahwa aku memberikan tugas untuk melaporkan keadaan di sini setiap hari kepadaku."
 
Habib bin Mazhahir pada tanggal 6 Muharram 61 Hq meminta izin kepada Imam Husein as untuk mendekati kabilah Bani Asad yang hidup di dekat daerah itu dan mengajak mereka untuk bergabung. Beliau mengizinkan. Habib kemudian mendatangi mereka dan berkata, "Ikutilah perintahku hari ini dan bergegaslah untuk membantu Husein supaya kalian berada dalam kemuliaan dunia dan akhirat."
 
Sejumlah sembilan puluh orang bangkit dan bergerak menuju Karbala. Akan tetapi, di pertengahan jalan mereka bertemu dengan pasukan Umar bin Saad. Karena tidak memiliki pertahanan yang kuat, akhirnya mereka terpencar dan kembali ke rumah masing-masing.
 
Habib mendatangi Imam Husein as dan menceritakan peristiwa ini. Beliau hanya berkata, "Laa haula wa laa quwwata illa billah."
 
Surat Imam Husein as dari Karbala kepada saudaranya Muhammad bin Hanafiyah dan Bani Hasyim, "Seakan dunia sama sekali tak pernah ada (dan demikian inilah dunia yang berkesudahan tanpa arti), sementara akhirat adalah senantiasa."
 
Wafatnya Sayid Razi, Penyusun Nahjul Balaghah
 
Tanggal 6 Muharram 406 Hijriah, Sayid Muhammad Husain Musawi Baghdadi, yang terkenal dengan nama Sayid Razi, seorang cendikiawam besar muslim, meninggal dunia pada usianya ke 47 tahun.
 
Sejak masa kanak-kanak, Sayid Razi telah mulai menuntut ilmu dari ulama-ulama besar zaman itu, di antaranya Syeikh Mufid.
 
Dalam usia yang masih muda, Sayid Razi telah berhasil mengusai ilmu-ilmu yang berkembang saat itu dan beliau kemudian mulai menyusun buku, di antaranya berjudul "Haqayiqut-Tanzil" dan "Mujazaatul Quran".
 
Karya beliau yang terpenting adalah penyusunan kitab Nahjul Balaghah yang berupa kumpulan, khutbah, surat, doa, dan wasiat Imam Ali as. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Warga Indonesia Demo Kedubes AS Protes Agresi Brutal Israel

Pembantaian warga gaza oleh Israel menghasilkan 160 warga Palestina tewas dan melukai sekitar 1.200 orang, sejak meletus pada 14 November lalu. setelah Pasca perang selama 8 hari antara rezim Zionis Israel dan muqawama Palestina, akhirnya gencatan senjata terjadi. Berdasarkan nota kesepakatan gencatan senjata, kedua pihak tidak boleh menyerang kawasan yang dikuasainya. Dibukanya kembali jalur-jalur penyeberangan yang menghubungkan Gaza dan kemudahan lalu-lalang orang dan masuknya barang ke Gaza merupakan isi dari kesepakatan itu. Gencatan senjata antara Zionis Israel dan Hamas dilakukan lewat mediasi Mesir.
 
Sementara itu di Indonesia hari ini (Jumat, 23/11) Jalan Merdeka depan Gedung Kedutaan Besar AS, sejumlah massa mengadakan acara "Peringatan Asyura dan Demo solidaritas untuk Palestina". Sekitar 500 massa gabungan dari Voice of Palestina (VOP),  Indonesian Solidarity for Palestine, Asian People's Solidarity with Palestine (APSP), Garda Suci Merah Putih, Zaenab Asosiation. Sekitar 50 masa dari PMII,  juga ikut bergabung dalam acara tersebut.
 
Dalam orasinya direktur Voice of Palestina (VOP), Ir. Mujtahid Hashem mengeluarkan beberapa pernyataan:
 
1. Mengutuk zionis karena telah membantai 160 warga gaza selama 8 hari.
2. Amerika sebagai sponsor Israel harus bertanggung jawab.
3. Posisi letak kedutaan besar Amerika di Jakarta  harus dipindah karena mengancam keamanan dan kedaulatan Indonesia. Lokasi kedubes AS berdekatan dengan gedung Telkom sehingga bisa menyadap semua informasi warga Indonesia, dekat dengan Istana negara sehingga jantung pemerintah dalam ancaman, selain itu kantor Kedubes AS berdiri di tanah yang belum mengantongi surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

Sementara itu Musadiq, salah satu peserta demo  mengutuk aksi keji Israel dan menyesalkan negara-negara arab yang diam saja tidak membantu persenjataan dan dana kepada warga Gaza, padahal mereka mempunyai kesamaan ideologi, ras arab, dan sama-sama bermazhab Sunni.
 
Hisam, ketua Solidaritas Muslim untuk Al-QUDS (SMIQ)  sekaligus korlap mengatakan, "Israel melakukan gencatan senjata setelah membantai 160 warga Palestina, dan sekarang  menunda peperangan karena sedang menunggu rudal patriot dari Amerika."
 
Menurut Kiki, musisi pro Palestina yang juga ikut demo berpendapat lain, meski banyak bangunan hancur dan 160 warga Gaza jadi syuhada, kemenangan tetap menjadi milik kaum muqawama. Karena sedang memperjuangkan kebenaran dan Israel  sebagai pihak pecundang.
 
Setelah acara selesai peserta demo nampak mulai meninggalkan lokasi dan bergantian masa dari FPI (Front Pembela Islam) mulai berdatangan sekitar 1000 massa dengan tema yang serupa. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

AJFUR; Tempat Persinggahan Kesembilan Imam Husein as

Tempat Persinggahan Kesembilan Imam Husein as

Hari Kamis tanggal 17 Dzulhijjah, rombongan Imam Husein as sampai di daerah bernama Ajfur untuk meletakkan barang bawaan mereka. Dalam buku Qamus disebutkan bahwa di sini sebuah tempat antara Faid dan Khuzaimiah.(1) Di tempat ini air mengalir ke tempat tinggal orang-orang Arab.

Sekaitan dengan pertemuan Imam Husein as dengan Abdullah bin Muthi' ‘Adwa, para ahli sejarah berselisih pendapat.

Dalam Lisan al-Muarrikhin disebutkan ada pertemuan di Ajfur antara Imam Husein as dan Abdullah bin Abi Muthi', tapi sebelum ini juga disebutkan bahwa pertemuan ini terjadi di pertengahan jalan antara Mekah dan Madinah atau lebih dekat ke Mekah. Thabari dan Muhaddits Qommi dalam Nafas al-Mahmum menyebut tempat pertemuan di Ajfur. Boleh jadi Abdullah bin Muthi' berbeda dengan Abdullah bin Abi Muthi'.(2)

Dengan pertemuannya dengan Imam Husein as, Abdullah akhirnya tahu perjalanan Imam as ke Irak. Untuk itu ia bersumpah agar Imam Husein as mengurungkan niatnya pergi ke Irak. Ketika Imam Husein as belum menjawab permintaannya itu, ia kembali bersumpah agar beliau mengurungkan niatnya. Setelah itu ia menjelaskan mengapa ia bersikeras agar Imam tidak pergi.

Ia mengatakan, "Bila engkau ingin menuntut apa yang sekarang berada di tangan Bani Umayah, Demi Allah, mereka akan membunuhmu. Bila hal itu terjadi, setelah engkau tidak ada lagi kehormatan yang tertinggal."

Imam Husein as tidak mengikuti permintaannya dan tetap melanjutkan perjalanannya.(3)

Dengan mencermati dialog yang terjadi antara Imam Husein as dan Abdullah bin Muthi' dapat dipahami bahwa tujuan Imam as lebih tinggi dan mulia dari apa yang disebutkan oleh Abdullah.

Catatan:

1. Al-Imam Husein wa Ashabuh, 1/163.
2. Al-Imam Husein wa Ashabuh, 1/163.
3. Al-Irsyad, 2/72, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, 5/395, Nafas al-Mahmum, hal 178.

Sumber: (IRIB Indonesia)

FAID; Tempat Persinggahan Kedelapan Imam Husein as

Tempat Persinggahan Kedelapan Imam Husein as

Hari Rabu tanggal 16 Dzulhijjah, Imam Husein as beserta rombongan tiba di tempat bernama Faid.

Faid adalah sebuah kota yang berada di pertengahan jalan antara Mekah dan Kufah. Di tengah daerah ini adalah sebuah benteng yang terbuat dari besi. Benteng ini dikeliling dinding.

Biasanya, bila ada rombongan yang membawa barang banyak dan berat ingin ke Mekah atau Kufah, mereka menitipkan barangnya ke benteng itu dan ketika kembali, mereka dapat mengambilnya kembali.

Warga Faid kerjanya menyiapkan bekal berupa daging selama setahun yang dijual kepada mereka yang ingin melakukan ibadah haji.(1)

Catatan:

1. Marashid al-Ittila', 3/1049.

Sumber:  (IRIB Indonesia)

5 Muharam, 1000 Pasukan Berkuda Bergabung dengan Umar bin Saad

1000 Pasukan Berkuda Bergabung dengan Umar bin Saad
 
Akhirnya secara bertahap, pasukan yang terpencar di seluruh kota Kufah berkumpul dan bergabung dengan pasukan Umar bin Saad. Menurut sebuah riwayat, Syabts bin Rub'i telah bergerak ke arah Karbala dengan seribu pasukan berkuda.
 
Ubaidillah memerintahkan kepada sebagian pasukan untuk berdiri di jalanan yang menujuke arah Karbala dan menghalangi siapa pun yang keluar dari Kufah untuk membantu Imam Husein as.
 
Karena sekelompok warga mengetahui bahwa perang melawan Imam Husein as berada dalam hukum perang menentang-Nya dan menentang rasul-Nya, maka di pertengahan jalan mereka memisahkan diri dari pasukan musuh dan melarikan diri.
 
Menurut sebuah riwayat, seorang komandan laskar yang sebelumnya bergerak dari Kufah dengan seribu pasukan, begitu sampai di Karbala, pasukan yang tersisa hanya sekitar tiga atau empat ratus orang, dan selebihnya melarikan diri karena tidak memiliki keyakinan terhadap perang ini.
 
Penggalan dari pidato Imam Husein as yang ditujukan pada pasukan musuh, "Perhatikanlah! Kami tidak akan pernah menyerah dengan hina. Allah, Rasul-Nya dan Mukminin tidak akan pernah menerima kehinaan untuk kami. Pangkuan-pangkuan suci yang telah membesarkan kami. Kepandaian dan keberanian mereka tidak akan pernah mengajarkan untuk mendahulukan ketaatan pada orang-orang hina atas kematian secara ksatria."

Sumber: (IRIB Indonesia)

4 Muharam, Ubaidillah bin Ziyad Mobilisasi Warga Kufah Lawan Imam Husein as

Ubaidillah bin Ziyad Mobilisasi Warga Kufah Lawan Imam Husein as
 
Di masjid Kufah, Abdullah bin Ziyad berkata kepada warga yang hadir, "Wahai warga Kufah! Kalian telah menguji keturunan Abu Sufyan, dan telah menemukan mereka sebagaimana yang kalian inginkan! Kalian mengenal Yazid yang berakhlak dan berperilaku baik pada para bawahannya. Seluruh pemberian-pemberiannya berada pada tempatnya yang tepat. Demikian juga dengan ayahnya. Kini Yazid memerintahkanku untuk membagi-bagikan uang kepada kalian dan mengirimkan kalian untuk melawan musuhnya, Husein."
 
Setelah itu, ia memerintahkan untuk mengumumkan kepada seluruh warga dan mempersiapkan rakyat untuk bergerak menuju medan laga.
 
Syimr bin Dzil Jausyan bersama empat ribu pasukan; Yazid bin Rakab, dua ribu, Husein bin Namir, empat ribu; Mazhayir bin Rahinah, tiga ribu, dan Nashr bin Harsyah dengan dua ribu pasukan. Keseluruhannya menyatakan diri siap berperang melawan Imam Husein as.
 
Dan perjalanan menuju Karbala segera dimulai.
 
Dalam menjawab Qais bin Asy'ab yang menyarankannya untuk berbaiat pada Yazid, Imam Husein bin Ali as berkata, "Tidak, demi Allah! Aku tidak akan meletakkan tanganku dengan hina di atas tangan mereka, dan juga tidak akan melarikan diri dari medan laga sebagaimana para budak."
 
Abul Qasim Muhammad Baghdadi Meninggal
 
Tanggal 4 Muharam 485 Hijriah, Abul Qasim Muhammad Baghdadi, yang terkenal dengan nama Ibnu Naqiya, seorang penyair dan penulis terkenal dari Bagdad, meninggal dunia. Abul Qasim Baghdadi dikenal karena syair-syairnya yang indah, penuh hikmah, dan menggunakan bahasa yang sederhana, yang dimuat dalam buku kumpulan syairnya yang berjudul Maqamaat.  Dalam buku ini, Ibnu Naqiya mengkritik kerusakan-kerusakan sosial dalam bentuk hikayat dan humor.
 
Ibnu Naqiya juga menulis buku lain berjudul "al-Jaman fi Tashbihaatil Quran" yang berisi penafsiran terhadap 226 ayat Al-Quran.
 
Abu Abdullah Muhammad Imrawi meninggal dunia
 
Tanggal 4 Muharam 1264 Hijriah, Abu Abdullah Muhammad Imrawi Fasi yang terkenal dengan gelar Ibn Idris, seorang menteri, penulis dan penyair muslim Maroko meninggal dunia. Ia memulai pelajarannya dengan menghafal Al Quran, lalu mempelajari ilmu nahwu dan sastra Arab. Sebelumnya, Ibn Idris bekerja sebagai petugas perpustakaan, kemudian bekerja sebagai juru tulis. Ia juga pernah bekerja sebagai juru tulis para sejarawan terkenal di zamannya. Dengan cara ini ia mendapat pengetahuan yang luas di bidang menulis kasidah dan serangan Perancis ke Aljazair sebanyak 111 bait seraya menyeru umat Islam untuk berjihad.
 
Tidak lama kemudian, karena konspirasi musuh, Ibnu Idris dipenjara dan disiksa oleh Sultan Maroko, lantaran dituduh sebagai pengerak utama pemberontakan. Selepas bebas dari penjara, Ibn Idris mengasingkan diri dan menumpukan perhatiannya dengan menulis syair. Kebanyakan syair-syairnya berisi pujian atas keagungan Rasulullah Saw dan keindahan alam semesta. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

3 Muharam, Umar bin Saad dan Pasukannya Memasuki Karbala

Umar bin Saad dan Pasukannya Memasuki Karbala
Umar bin Saad memasuki Karbala pada 3 Muharram 61 Hq dengan laskar Kufah yang berjumlah empat ribu orang.
Sebagian menuliskan, "Kabilah Umar bin Saad (Bani Zuhrah) datang mendekati dan menyumpahnya untuk mengurungkan diri dari keputusannya (menjadi sukarelawan untuk berperang menentang Imam Husein as), karena hal ini akan menyebabkan permusuhan antara mereka dan Bani Hasyim.
Di sisi lain, salah satu dari dua putranya yang bernama Hafsh mendorongnya untuk membunuh Imam Husein as, sedang yang lainnya memperingatkan untuk mengurungkan niat itu. Dan usulan Hafsh-lah yang terpilih. Ia bersama ayahnya memutuskan diri pergi ke Karbala untuk memerangi Imam Husein as.
Saat Umar bin Saad mengirim seseorang kepada Imam Husein as untuk mengetahui alasan kedatangan beliau ke negeri ini, beliau as berkata, "Rakyat kota Anda telah menulis surat kepadaku dan mengundangku. Jika kedatanganku telah membuat Anda tak senang, maka saya akan kembali!"
Begitu Umar bin Saad mendengar pesan Imam Husein as ini, ia berkata, "Semoga Allah melepaskanku dari memerangi Husein."
Saat memasuki Karbala, Imam Husein as berkata, "Manusia adalah budak dunia dan agama mereka hanya menjadi hiasan di bibir. Selama kehidupan mereka masih berputar, mereka akan mengikuti agama. Namun, begitu ujian dan cobaan datang, hanya sedikit dari mereka yang masih tetap mempertahankan agamanya."
Rasulullah Mengirim Surat Kepada Raja-Raja
3 Muharam 7 Hijriah, Rasulullah Saw mulai mengirimkan sejumlah surat kepada raja-raja di berbagai penjuru dunia untuk mengajak mereka memeluk agama Islam. Sejarawan mencatat, jumlah surat yang dikirim Rasulullah itu antara 12 hingga 26 surat, di antaranya dikirimkan kepada Raja Roma, Iran, Habasyah, Bahrain, dan Yaman.
Pengiriman surat ini menunjukkan bahwa cara penyebaran ajaran Islam adalah dengan menggunakan logika, penjelasan, dan argumentasi, bukan dengan pedang. Beberapa tahun setelah pengiriman surat tersebut, Islam menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Ibnu Khuluf Lahir
Tanggal 3 Muharam 829 Hijriah, Ibnu Khuluf, seorang cendikiawan dan sastrawan terkenal kaum muslimin, terlahir ke dunia. Pada masa kanak-kanaknya, Ibnu Khuluf pergi ke Mekah, lalu ke Baitul Maqdis, dan akhirnya ke Kairo, untuk menuntut ilmu. Pada usia 26 tahun, Ibnu Khuluf telah masuk ke dalam jajaran cendikiawan terkemuka di Kairo saat itu. Ibnu Khuluf banyak menciptakan syair-syair yang indah, di antaranya berisi puji-pujian kepada Rasulullah Saw.

Sumber: (IRIB Indonesia)

HAJIR; Tempat Persinggahan Ketujuh Imam Husein as

Tempat Persinggahan Ketujuh Imam Husein as

Hari Selasa, tanggal 15 Dzulhijjah, Imam Husein as beserta rombongan tiba di tempat bernama Hajir. Tempat dimana orang-orang dari Basrah, Irak yang ingin pergi melaksanakan haji biasanya berhenti di sini.

Di tempat ini pula Imam Husein as menjawab surat yang dikirim Muslim bin Aqil yang isinya ditujukan kepada warga Kufah. Surat ini dibawa oleh Qeis bin Mushir Shaidawi dan saudara sesusuannya Abdullah Yaqthir.

Teks surat Imam Husein as sebagai berikut:

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

Dari Husein bin Ali kepada saudara-saudara Muslim dan Mukmin.

Keselamatan atas kalian.

Saya menyampaikan kepada kalian segala puji kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia.

Amma Ba'du.

Surat Muslim bin Aqil telah sampai ke tangan saya. Isi surat ini memberikan informasi kepada saya akan optimisme kalian dengan berkumpul bersamanya. Karena ia pondasi pendukung kami dan tempat untuk menerima kebenaran kami. Saya memohon kepada Allah Swt semoga memberikan kebaikan kepada kita dan pahala yang besar kepada kalian.

Dari Mekah saya mulai bergerak menuju kalian sejak hari Selasa tanggal 8 Dzulhijjah, hari Tarwih... Ketika utusan saya sampai ke tempat kalian, maka hendaknya kalian bersegera mendekatinya dalam urusan pemerintahan. Seriusi urusan ini. Dalam beberapa hari lagi saya akan tiba di tempat kalian.

Salam dan rahmat Allah untuk kalian.(1)

Dua utusan Imam Husein as; Qeis dan Abdullah Yaqthir tertangkap di daerah Qadisiah oleh Hashin bin Namir.(2)

Catatan:

1. Al-Irsyad, 1/202, Bihar al-Anwar, 44/932.
2. Al-Irsyad, 2/70.

Sumber: (IRIB Indonesia)

DZATU IRQIN; Tempat Persinggahan Keenam Imam Husein as

Tempat Persinggahan Keenam Imam Husein as

Satu tempat miqat, untuk memakai pakaian ihram, jamaah haji adalah daerah perbatasan antara Najd dan Tahamah. Daerah itu disebut Dzatu Irqin.

Imam Husein as beserta rombongan tiba di Dzatu Irqin pada hari Senin, 14 Dzulhijjah.(1)

Sekaitan dengan tibanya Imam Husein as di tempat ini, Allamah Majlisi menukil dari buku Tarikh ar-Rayyasyi:

"Perawi mengatakan, ‘Saya melaksanakan ibadah haji dan memisahkan diri dari rombongan... Sehingga saya tiba di tempat dengan sejumlah kemah yang berdiri di sana. Ketika itu saya bertanya, ‘Mana pemimpin dari kemah-kemah yang ada ini?'

Mereka menunjukkan kemah yang saya maksud. Saya berjalan ke depan. Tiba-tiba saya melihat Imam Husein as sedang bersandar pada kemah dan tampak sibuk membaca tulisan. Saya kemudian mengucapkan salam kepadanya. Setelah itu saya berkata, ‘Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu! Mengapa engkau berhenti di padang pasir yang gersang ini?'

Beliau menjawab, ‘Mereka menakut-nakuti aku, sementara yang kau lihat ini adalah surat-surat yang dikirimkan penduduk Kufah kepadaku. Padahal saya tahu bahwa mereka adalah pembunuhku nanti. Bila mereka melakukan hal ini ... dan menghina kesucian ilahi, maka akan bangkit seseorang dari mereka dan membunuh mereka, sehingga mereka terlihat lebih hina dari kain yang terkena darah haid."(2)

Catatan:

1. Mu'jam al-Buldan, 4/107, Marashid al-Ittila', 2/932.
2. Bihar al-Anwar, 44/369.

Sumber: (IRIB Indonesia)

Selasa, 20 November 2012

Pidato Pedas Nasrullah untuk Para “Domba Arab”

Sekjen Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah),  Sayid Hasan Nasrullah dalam pidatonya di malam kelima Muharram  (Senin, 19/11) menyinggung konsistensi muqawama Palestina dan mengatakan, "Konsistensi muqawama di Gaza dan komitmennya terhadap persyaratan yang telah ditetapkan, memaksa Israel mengupayakan gencatan senjata agar kondisi dapat dipulihkan kembali sebelum teror Ahmad al-Jabari, panglima Brigade Izzuddin Qassam. Akan tetapi muqawama menolak solusi tersebut."
Target-target serangan Israel ke Gaza telah berakhir atau sedang berakhir dan Israel sedang membombardir kembali atau bahkan untuk ketiga kalinya target yang sebelumnya telah dibombardir. Akan tetapi roket muqawama akan terus ditembakkan dari Gaza menuju Palestina pendudukan.
Sayid Hasan Nasrullah kembali menyinggung watak buas Israel yang terbukti dalam pembantaian massal warga sipil, perempuan dan anak-anak. Dikatakannya bahwa aksi Israel ini membuktikan kegagalan operasi militer mereka dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Serangan membabi buta itu bertujuan menekan muqawama membatalkan persyaratannya.
Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, pengalaman tahun 2008 di Gaza dan Lebanon membuktikan bahwa muqawa, rakyat, dan para pemimpinnya, telah melewati tahapan dimana tekanan dengan pembantaian massal warga sipil, perempuan dan anak-anak sudah tidak efektif lagi.
Di bagian lain, Sekjen Hizbullah Lebanon mengkritik sikap negara-negara Arab mereaksi agresi Israel ke Gaza dan juga statemen para menteri luar negeri Arab yang hanya mengecam serangan tersebut.  
Dikatakan Sayid Nasrullah, statemen tahun 2012 dan tahun 2009 liga Arab hanya berbeda di beberapa poin, salah satunya adalah seruan kepada seluruh negara untuk menghentikan proses normalisasi hubungan dengan Israel. Selain itu ditekankan pula agar komite program perdamaian Arab untuk merevisi proses perdamaian negara-negara anggota .
Sayid Hasan Nasrullah menyinggung pernyataan seorang menteri luar negeri Arab dalam sidang terbaru Liga Arab di Kairo dan mengatakan, "Menteri ini [PM dan Menlu Qatar, Hamad bin Jassem al-Thani] mengatakan bahwa kami tidak mampu memberikan harapan lebih dari apa yang dapat kita lakukan saat ini."
"Menteri ini mengakui bahwa sejumlah negara Arab berpartisipasi dalam blokade Israel terhadap Gaza. Akan tetapi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana persenjataan termasuk berbagai jenis roket, Grad, Fajr-5 dan roket-roket anti-tank itu dapat sampai ke Gaza?"
Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah juga menegaskan bahwa dukungan Iran dan Suriah terhadap muqawama Gaza tidak dapat dipungkiri.
Dikatakannya, "Sekarang mengirim senjata ke Gaza dan pembukaan seluruh jalur perbatasan, merupakan salah satu kewajiban yang paling penting."
Lebih lanjut Sayid Nasrullah menjelaskan, "Menteri itu [PM dan Menlu Qatar] menyatakan bahwa mayoritas Arab adalah domba, akan tetapi dia pasti sedang berbicara tentang dirinya sendiri karena mayoritas rakyat Lebanon dan Palestina adalah singa dan pahlawan."
"Setiap orang harus mengatakan tentang dirinya sendiri dan tidak berhak untuk memberikan penilaian terhadap mayoritas."
"Lebih dari 60 tahun terjadi perselisihan Arab dan Israel meski berbagai propaganda dari sebagian pemerintah Arab, akan tetapi kita tetap menyaksikan ketegaran muqawama. Palestina dan Baitul Maqdis akan tetap memiliki tempat isitimewa di hati rakyat ini, akan tetapi ‘para domba' akan pergi ke tempat yang khusus untuk mereka."
"Masa depan di kawasan adalah masa depan milik para pahlawan, bukan milik para domba."
Menyinggung pentingnya dukungan negara-negara Arab terhadap Gaza, Sayid Nasrullah mengatakan, "Diharapkan negara-negara Arab mengirim senjata ke Gaza, bukan malah menjadi mediator antara Israel dan Gaza."
Menurut Sayid Nasrullah, peran sekarang negara-negara Arab di Gaza sama seperti peran bulan sabit merah dan negara-negara tersebut tidak punya tekad politik apapun terkait masalah ini. Oleh karena itu peran mereka sama seperti peran lembaga bulan sabit merah.
"Manfaat negara-negara Arab untuk Gaza sama seperti para pelayat jenazah."
Pemimpin muqawama Lebanon ini menegaskan, "Islam yang sejati adalah negara-negara Islam mengirim senjata ke Gaza, membuka perbatasannya dan membiarkan roket-roket lebih banyak menuju Gaza."
"Para kaum Arab telah mengirim kapal penuh senajta untuk para pemberontak [teroris] Suriah akan tetapi mereka tidak berani mengirim bahkan satu peluru ke Gaza."
Di akhir pidatonya, Sayid Nasrullah menegaskan, "Iran, Suriah dan Hizbullah tidak akan melepaskan dukungan terhadap Gaza dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kami akan tetap bersama mereka. Ini merupakan kewajiban agama, iman, nasional, dan kemanusiaan kami." 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Senin, 19 November 2012

SYIAH BUKAN MAZHAB MARIKURUBU

(Telaah Makna, Nilai, dan Pemikiran)
Oleh: M. Rifka Munawar, S.Sos

Di dunia ini semua hal berubah kecuali kecaman terhadap Syiah
Semua permulaan ada ujungnya kecuali fitnah terhadap Syiah
Semua vonis harus berdasarkan bukti kecuali vonis terhadap Syiah.
(Syekh Muhammad Jawad Mughniyah, Ulama Syiah Lebanon)

Mukadimah.
Sekelumit pengantar diatas sekiranya telah mewakili keprihatinan setiap orang yang prihatin atas apa yang telah terjadi dengan segelintir masyarakat Marikurubu yang tidak lebih peka untuk mengenal dan mempelajari dinamika kemazhaban dalam dunia Islam sehingga tindak main hakim sendiri, curiga mencurigai tanpa kejelasan dan tindakan amoral lainnya menjadi lebih biasa saja dan terabaikan dari nilai ke-Islaman dan norma ke-Indonesia-an kita. Telah banyak kewarasan setiap pribadi agar bertindak bijak harus tercerabut dari suatu Bangsa yang besar ini. Lantas ini semua tanggung jawab siapa?  

 Syiah.
Dalam literatur yang sangat lengkap dan mudah di dapati untuk dunia yang begini canggih dengan segala keterbukaannya, kemudian pula pada setiap Perguruan Tinggi Islam, Syiah juga telah begitu dikenal dan dipelajari karena bagian dari teologi Islam, maupun dapat disebut Mazhab (pemikiran) dalam Islam yang secara praktis dan prinsipil Syiah mengambil riwayat agama dari Rasulullah saw dan Ahlul Baitnya (12 Imam as) tentang perkara hukum-hukum Allah SWT atas al-Qur’anul Karim maupun sunnah Rasul saw.

Kemudian makna Syiah dari segi pendekatan bahasa berarti pengikut, kelompok, atau golongan. Seperti telah tersurat dalam al-Qur’an, as-Saffat 37 ayat 83; Wa inna min Syi’atihi la Ibrahim yang berarti “Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh)”. Secara etimologi atau dalam istilah bahasa Arab, dalam bentuk tunggalnya adalah Syi’i. Syiah bermakna; Pembela dan pengikut seseorang. Selain itu pula, bermakna setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara.

Teologi Syiah dalam kaidah ke-Mazhaban (Pemikiran) berlandaskan at-Tauhid (Tauhid, adanya Allah yang esa), al-Adl (Keadilan), an-Nubuwwah (wahyu dan Kenabian Muhammad bin Abdillah Saw), al-Imamah (Kepemimpinan 12 Imam Ahlul Bait as), al-Ma’ad (adanya alam akhirat atau tempat kembali setelah meninggal) adalah pokok keimanan, pemikiran dan ajaran (Ushuludin) Syiah dalam ke-Islamannya.

Mazhab dan Marikurubu.
Motivasi berfikir (dorongan ber-Mazhab) walau harus berbeda sekalipun tetap merupakan salah satu keistimewaan manusia di atas mahluk lainnya karena segala hal yang berbeda dari akses berfikir manusia akan sangat dinamis jika  dalam pertentangannya adalah; “Batu” andai saja “Menggerutu” (Marikurubu) ia tetap batu yang habis Peri-nya (masanya) pada batas ukurannya, akan tetapi berbeda dengan manusia karna adanya motivasi fitriah untuk mengenal hakikat dan mengetahui berbagai realitas yang dinamis, karna untuk pemenuhan kebutuhannya itu manusia harus ber-Mazhab.

 Dalam proses yang sistematis serta tumbuh dan berkembang, motivasi berfikir setiap kita mulai tampak sejak masa kanak-kanak sampai akhir usia menutup mata, sehingga dalam masa yang patut berubah pada kewarasan manusia dimana hati dan akalnya sangat berperan, arti realitas ber-Mazhab atau berfikir tadi semata untuk suatu pemenuhan nilai spiritual yang akhirnya harus pasti, walau dalam perbedaannya adalah konsumsi yang dapat mendorong seseorang untuk mencari nilai ajaran yang sesuai dan memikirkan berbagai persoalan yang bersangkutan dengan dirinya dan pembenaran yang sanggup ia yakini untuk akhirnya harus dipertanggung jawabkan kelak.

Makna kedalam Judul.
Problem dan kekhawatiran yang sifatnya religius telah lebih nyata, dimana tindak main hakim sendiri terhadap suatu kelompok dan segala tindakan amoral lainnya tidak pernah mendapat pembenaran al-Qur’an dan Sunnah dari junjungan Rasulullah saw. Dapatkah masing-masing kita dengan sungguh-sungguh menegaskan untuk mengamalkan sebuah ajaran yang mencukupi kita dalam Dinnul Islam ditengah-tengah realitas perbedaan mazhab, pertentangan ego dan lain sebagainya. Pendek kata, lantas benarkah nilai ke-Islaman kita adalah ajaran untuk segala mazhab dalam sepanjang zaman? Jawabnya….. Ya, karna Syiah adalah bagian yang telah ada dalam perkembanggan Islam yang seutuhnya dapat dipahami. Tentunya juga, Syiah yang penulis kenal bukan Mazhab Marikurubu tadi.

Naluri Fitriah Diri.
Apresiasi positif secara khusus untuk Helmi Husni, tokoh Syiah yang dikabarkan Media Malut Post (edisi, Jum’at. 2 November 2012) walau telah merasa di zalimi tetap mau berdamai adalah sebuah reaksi dari motifasi fitriah karena realitas ke-Syiahanya yang hidup, Ia tidak “berfikiran” ala batu yang menggerutu, karna Mari (batu, Pen) adalah sebuah eksistensi yang beku dan mati. Pastinya Adalah Itibar yang normatif ketika kita tunduk pada nilai ke-Islaman; “Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”(QS. Al-Ahzab: 58).
 
        Apakah melalui spirit NKRI dan UUD 1945 pasal 28 E, ayat 1, yakni; “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya”, ayat 2, yakni; “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”, kemudian ayat 3, yakni; “Setiap orang berhak atas kebebasannya untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”, dan pasal 4, yakni; “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab Negara terutama Pemerintah”, juga berhak untuk Helmi Husni…? Tergantung kesetiaan dan komitmen Pemerintah bersama pihak Penegak Hukum Kota Ternate yang wajar membuktikannya. Telah tunduk-kah kita pada Naluri Fitriah diri?