Kore Sahrun Makugasa se Bahtar Sayid Parsi, Kado Toma Limau Gapi Mole Matiti, Gasa Dalil Syaik Ja'far Shadiq, Moloku Yodadi Nita Majahaya Nur Syafa
Sabtu, 24 November 2012
Hizbullah: Israel Tidak Akan Pernah Menang!
Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, perang
Gaza membuktikan bahwa Angkatan Udara Israel tidak mampu lagi memenangi
perang dan mereka meski memiliki peralatan militer, tidak akan mampu
menang di medan perang manapun.
Sayid Nasrullah dalam
pidatonya pada malam kesembilan Muharam (Malam Tasua) di selatan Beirut,
menyoroti pencapaian besar kemenangan muqawama di Gaza. IRNA melaporkan
dari Beirut.
"Kami mengucapkan selamat kepada
muqawama dan seluruh rakyat Palestina di dalam dan di luar negeri atas
kemenangan agung ini," kata Sekjen Hizbullah mengawali pidatonya.
"Pada dasarnya, kita menghadapi babak baru dari terwujudnya berbagai
kemenangan. Kami memohon rahmat dan pengampunan Allah Swt kepada para
syuhada Gaza dan kami berharap warga Gaza dapat membangun kembali
kerusakan-kerusakan akibat perang," tambahnya.
"Cukup
bagi kita untuk melihat ekspresi wajah Benjamin Netanyahu, Ehud Barak
dan Avigdor Lieberman, ‘Apakah di wajah mereka terlihat sebuah tanda
minimal dari kemenangan? Sangat jelas apa yang sedang diberitakan oleh
raut wajah mereka," jelas Sayid Nasrullah.
Berbicara
tentang teror Ahmad al-Jaabari, komandan sayap militer Hamas, Sayid
Nasrullah menandaskan, kelompok-kelompok pejuang di kawasan membuktikan
bahwa mereka tidak lagi bergantung pada individu tertentu.
"Israel telah memulai perang di Gaza, tapi muqawama juga tidak tinggal
diam dan mereka menggunakan seluruh kekuatannya untuk membalas serangan
musuh," tambahnya.
Menurut Sayid Nasrullah, pencapaian
penting kemenangan Gaza adalah bahwa muqawama mampu mendikte
syarat-syaratnya kepada musuh dan tidak tunduk pada ketentuan musuh.
Ditambahkannya, capaian lain adalah musuh mulai mengetahui bahwa perang
Gaza bukan lagi tamasya bagi Israel.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Pusat Kota Karbala Ditutup, 2.400 Mobil Khusus Dikerahkan
Laporan terbaru tentang situasi di Karbala, Irak, menyebutkan bahwa
pemerintah setempat telah menyediakan 2.400 uni mobil untuk mempermudah
lalu-lalang para peziarah makam suci Imam Husein as. Pemerintah lokal
Karbala juga telah menutup bagian kuno kota tersebut.
FNA (23/11) melaporkan, kota Karbala saat ini sesak dibanjiri para peziarah baik domestik maupun luar negeri menjelang peringatan Asyura.
Walikota Karbala menyatakan, pemerintah berusaha mempermudah lalu-lalang para peziarah dengan menyiapkan 2.400 unit mobil serta sejumlah kereta.
Pemerintah setempat juga telah melarang masuknya kendaraan ke pusat kota Karbala demi kenyamanan para peziarah. Hanya kendaraan yang telah ditetapkan pemerintah yang boleh beroperasi.
Aparat keamanan telah melipatgandakan pengawasan. Sebanyak 32.000 personil polisi dan militer telah dikerahkan untuk berjaga-jaga.
Sumber: (IRIB Indonesia)
FNA (23/11) melaporkan, kota Karbala saat ini sesak dibanjiri para peziarah baik domestik maupun luar negeri menjelang peringatan Asyura.
Walikota Karbala menyatakan, pemerintah berusaha mempermudah lalu-lalang para peziarah dengan menyiapkan 2.400 unit mobil serta sejumlah kereta.
Pemerintah setempat juga telah melarang masuknya kendaraan ke pusat kota Karbala demi kenyamanan para peziarah. Hanya kendaraan yang telah ditetapkan pemerintah yang boleh beroperasi.
Aparat keamanan telah melipatgandakan pengawasan. Sebanyak 32.000 personil polisi dan militer telah dikerahkan untuk berjaga-jaga.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Nasihat Imam Husein as: Pengaruh Melanggar Perintah Allah
Pengaruh Melanggar Perintah Allah
Seseorang menulis surat kepada Imam Husein as dan meminta kepada beliau agar menasihatinya dengan kalimat yang singkat.
Imam Husein as menjawab suratnya:
"Seseorang yang berusaha meraih sesuatu lewat jalan melanggar perintah
Allah Swt, maka apa yang diharapkannya dengan cepat terlepas dari
tangannya, sementara apa yang ditakutinya segera menghampirinya."
(Tsiqah al-Islam Kulaini, al-Kafi, Tehran, Entesharat Eslami, 1397 Hq,
cet 2, 2/373)
Setiap kali seseorang ingin melakukan
perbuatan baik, maka hal penting yang harus diperhatikannya adalah
menjaga agar pendahuluan perbuatan baik itu sesuai dengan tujuan
perbuatan itu sendiri. Sama seperti keinginan seseorang yang ingin
membangun sebuah gedung yang kokoh dan indah. Demi merealisasikannya,
maka material bangunan dan alat yang dipakai harus sesuai dengan tujuan
pembuatan gedung itu. Bila orang itu tidak menggunakan material yang
baik dan berkualitas, maka tidak dapat diharapkan ia dapat membuat
sebuah gedung yang layak dan sesuai dengan keinginannya. Oleh karenanya,
selama material batu bata tidak berasal dari bahan yang benar, maka
pembuatan dinding tidak akan kokoh.
Begitu juga ketika
manusia melakukan pekerjaan dengan cara melanggar perintah Allah Swt.
Secara lahiriah orang itu memang benar meraih keuntungan, mampu mencegah
kerugian dan mencapai tujuan yang diinginkannya. Namun pada hakikatnya
ia meraih satu hal tapi kehilangan sesuatu yang lebih penting. Karena
pada gilirannya pengaruh dosa yang dilakukannya akan mencengkeramnya.
Kebaikan hakiki tidak akan pernah sampai kepada pelaku dosa. Selain itu,
harus diketahui bahwa pengaruh dosa dan melanggar perintah Allah Swt
akan memunculkan kemurkaan Allah Swt. Bila Allah telah murka, maka orang
yang mendapat murka-Nya akan terjauhkan dari kebaikan dan semakin dekat
kepada bencana dan kesulitan.
Manusia dalam
kehidupannya harus senantiasa melangkah di jalan yang mendekatkan
dirinya kepada Allah Swt. Dalam kondisi yang demikian, Allah juga akan
memperbaiki kekurangan dalam pekerjaannya dan mencukupi kebutuhannya.
Dengan demikian, sudah selayaknya bagi manusia untuk tetap berharap
kepada rahmat dan kehendak ilahi. Manusia harus percaya bahwa kekuasaan
Allah Swt berada di atas kekuatan yang ada dan dengan kekuasaan-Nya
Allah mampu mengabulkan keinginannya sekalipun dalam kondisi yang paling
sulit, bahkan yang di luar dari jangkauan pemikiran manusia.
Sumber: (IRIB
Indonesia)
Malam terakhir; Malam Munajat
Hari ke sembilan Muharram (Tasu'a) telah tiba. Wejangan dan nasihat
Imam Husein tidak mempengaruhi di hati Umar bin Saad komandan pasukan
Yazid. Ia tidak sabar menanti waktu untuk sampai pada tujuan busuknya.
Ia tidak sabar menanti waktu untuk mendapatkan posisi dan kedudukan.
Menjelang matahari terbenam dikabarkan kepada Imam Husein as bahwa
sejumlah pasukan Umar bin Saad sedang mendekati tempat perkemahan
mereka. Kepada saudaranya Abbas, Imam Husein berkata, "Saudaraku!
Datangi mereka dan tanyakan apa alasan kedatangan mereka!"
Abbas bersama dua puluh orang sahabat Imam Husein as mendatangi pasukan utusan Umar bin Saad.
Kepada ketua mereka Abbas berkata, "Apa alasan kedatangan kalian, Imamku Husein as ingin mengetahui alasan kedatangan kalian?"
Laki-laki itu berkata, "Pimpinanku memerintahkan aku untuk mengusulkan
kepada kalian agar menerima aturannya, bila tidak maka kami akan
berperang menyerang kalian."
Abbas berkata, "Tunggu sebentar! Aku akan kembali kepada saudaraku untuk menyampaikan kata-katamu kepada beliau."
Abbas pergi mendatangi Imam Husein as dan menyampaikan apa yang
terjadi. Imam Husein as berkata, "Saudaraku! Datangi mereka. Kalau bisa
mintalah tangguh kepada mereka supaya malam ini kita kerjakan shalat dan
munajat. Karena Allah tahu aku sangat menyukai shalat, ibadah dan
munajat kepada-Nya."
Abbas kembali mendatang pasukan Umar bin Saad dan menyampaikan pesan Imam Husein as kepada mereka.
Utusan Ibnu Saad sejenak berpikir dan berkata, "Setuju. Kami beri
tangguh kalian malam ini. Bila kalian menyerah, maka akan saya bawa
menuju atasan kami. Bila tidak, maka kalian tidak akan selamat dari
tangan kami."
Setelah laki-laki itu berkata, ia dan
anak buahnya meninggalkan tempat itu dan Abbas tenggelam dalam berpikir.
Sumber:
"Sad Pand va Hekayat" Husein.
(IRIB Indonesia)
9 Muharam, Hari Tasua, Karbala Tempat Beribadah Paling Indah
Hari Tasua, Karbala Tempat Beribadah Paling Indah
Pada tanggal 9 Muharam 61 Hq, Syimr bin Dzil Jausyan mendatangi
perkemahan Imam Husein as. Selain memanggil Abbas dan putra-putra Ummul
Banin lainnya, ia mengatakan, "Aku telah mengambil surat jaminan untuk
kalian dari Ubaidillah bin Ziyad."
Secara bersamaan,
mereka berkata kepada Syimr, "Allah melaknatmu dan melaknat surat
jaminanmu! Kami berada dalam keamanan dan putra dari putri Rasulullah
berada dalam ancaman?!"
Melalui saudara lelakinya,
Abbas, Imam Husein as meminta kesempatan satu malam dari musuh untuk
melakukan shalat, berdoa, berkhalwat dengan Tuhan dan membaca al-Quran.
Setelah memuji kebesaran Tuhan, Imam Husein mempersilahkan para
sahabatnya agar menggunakan kegelapan malam itu untuk menyelamatkan diri
dan pergi dari medan peperangan. Karena tidak ada seorangpun yang akan
selamat dalam pertempuran melawan tentera Yazid keesokan harinya. Namun,
keluarga dan sahabat Imam Husein as bertekad untuk memberi dukungan
kepada agama Allah dan cucu Rasulullah selagi hayat dikandung badan.
Pada malam Asyura itu, sahara Karbala menjadi tempat beribadah yang
paling indah dan menunjukkan puncak keimanan kafilah Imam Husein as.
Para sahabat Imam Husein menggali parit di seputar perkemahan untuk
menghadapi musuh dan memutus hubungan musuh dengan perkemahan dari tiga
arah. Serangan musuh hanya bisa dilakukan dari satu arah dimana para
sahabat Imam Husain as ditempatkan. Ini adalah strategi Imam Husain as
yang sangat bermanfaat bagi para sahabat.
Di hari itu sekelompok dari pasukan Umar bin Saad bergabung dengan pasukan Imam Husein as.
Pidato Imam Husein as kepada musuh, "Celaka kalian! Kerugian apa yang
akan kalian peroleh jika mendengarkan perkataanku? Aku mengajak kalian
ke jalan yang benar. Akan tetapi kalian menolak seluruh perintahku dan
tidak mendengarkan perkataanku, karena perut-perut kalian telah
terpenuhi oleh kekayaan haram hingga mengeraskan hati-hati kalian."
Sumber: (IRIB Indonesia)
Ayatullah Emami Kashani: Dunia Islam Bersatu, AS dan Israel Tersingkir
Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Muhammad Emami Kashani
mengatakan, Rezim Zionis Israel dan pendukungnya di perang 8 hari Jalur
Gaza mengalami kekalahan telak dari kubu muqawama.
Ayatullah Emami Kashani di khutbah shalat Jumatnya di Tehran mengutuk agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. "Rezim ilegal ini dengan dukungan penuh sejumlah negara Arab dan Islam serta Amerika Serikat kembali menyerang Gaza, namun resistensi bangsa Palestina di Gaza berhasil membendung brutalitas Israel sehingga rezim Tel Aviv gagal meraih tujuannya," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Khatib shalat Jumat Tehran menekankan bahwa perang 8 hari Rezim Zionis terhadap bangsa Palestina di Jalur Gaza hanya meninggalkan noktah hitam bagi Israel dan pendukungnya, khususnya Amerika Serikat. "Kebuasan dan kekejaman rezim ilegal Israel di perang ini sangat transparan bagi masyarakat internasional," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Ayatullah Emami Kahsani di bagian lain khutbahnya menyinggung konspirasi musuh terhadap bangsa dan pemerintah Suriah. "Musuh-musuh muqawama berusaha merusak front muqawama di kawasan dengan mengirim senjata kepada kelompok teroris demi kepentingan Rezim Zionis, namun mereka kembali menelan kekalahan pahit," kata Ayatullah Emami Kashani.
Ayatullah Emami Kashani juga mengisyaratkan konspirasi yang digelar Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel terhadap Islam dan mengingatkan, jika Dunia Islam bersatu maka AS dan Israel tidak akan mendapat tempat di kawasan.
Di khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani juga menyinggung kebangkitan Imam Husein as melawan kezaliman. "Gerakan yang digalang Imam Husein adalah jalan yang terang, terorganisir dan penuh dengan ketauhidan," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Ayatullah Emami Kashani di khutbah shalat Jumatnya di Tehran mengutuk agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. "Rezim ilegal ini dengan dukungan penuh sejumlah negara Arab dan Islam serta Amerika Serikat kembali menyerang Gaza, namun resistensi bangsa Palestina di Gaza berhasil membendung brutalitas Israel sehingga rezim Tel Aviv gagal meraih tujuannya," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Khatib shalat Jumat Tehran menekankan bahwa perang 8 hari Rezim Zionis terhadap bangsa Palestina di Jalur Gaza hanya meninggalkan noktah hitam bagi Israel dan pendukungnya, khususnya Amerika Serikat. "Kebuasan dan kekejaman rezim ilegal Israel di perang ini sangat transparan bagi masyarakat internasional," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Ayatullah Emami Kahsani di bagian lain khutbahnya menyinggung konspirasi musuh terhadap bangsa dan pemerintah Suriah. "Musuh-musuh muqawama berusaha merusak front muqawama di kawasan dengan mengirim senjata kepada kelompok teroris demi kepentingan Rezim Zionis, namun mereka kembali menelan kekalahan pahit," kata Ayatullah Emami Kashani.
Ayatullah Emami Kashani juga mengisyaratkan konspirasi yang digelar Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel terhadap Islam dan mengingatkan, jika Dunia Islam bersatu maka AS dan Israel tidak akan mendapat tempat di kawasan.
Di khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani juga menyinggung kebangkitan Imam Husein as melawan kezaliman. "Gerakan yang digalang Imam Husein adalah jalan yang terang, terorganisir dan penuh dengan ketauhidan," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Sumber: (IRIB Indonesia)
TSALABIAH; Tempat Persinggahan Kedua Belas Imam Husein as
Tempat Persinggahan Kedua Belas Imam Husein as
Imam Husein as hari Selasa, 22 Dzulhijjah tiba di tempat bernama Tsalabiah.
Tempat ini dinamai sesuai dengan nama seseorang bernama Tsalabiah dari
kabilah Bani Asad. Di tempat ini ia menggali sumur dan setelah itu
rombongan dari Kufah yang ingin menuju Mekah biasanya berhenti dan
tinggal sebentar di dekat sumur itu.
Dalam buku
Marashid al-Itthila' disebutkan bahwa di daerah ini dulunya ada sebuah
desa yang kemudian musnah, tapi dikenal oleh setiap yang melewatinya.(1)
Di tempat ini juga seseorang menemui Imam Husein as dan menanyakan kepada beliau tafsir ayat "Yauma Nad'uu Kulla Unaasin Bi Imaamihim"... (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya ..."(2)
Imam Husein as menjawab, "Ada suara memanggil imam yang membimbing
orang lain dan mereka yang mengikutinya akan menjawab. Kemudian
dipanggil imam yang menyesatkan orang lain dan mereka yang mengikutinya
akan menjawab. Kelompok yang pertama akan dibawa ke surga dan kedua
dibawa ke dalam api neraka. Itulah mengapa Allah Swt berfirman, "Fariqun Fi al-Jannah Wa Fariqun Fi as-Sa'ir"(3) ... Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.(4)
Catatan:
1. Marashid al-Ittila', 2/664.
2. QS. Al-Isra: 71.
3. QS. As-Syura: 7.
4. Amali as-Shaduq, hal 93, Qamqam Zukkhar wa Shamsham Battar, 1/362, Al-Imam Husein wa Ashabuh, 1/166.
Sumber: (IRIB Indonesia)
ZARUD; Tempat Persinggahan Kesebelas Imam Husein as
Tempat Persinggahan Kesebelas Imam Husein as
Pada hari Senin, 21 Dzulhijjah Imam Husein as tiba di Zarud. Daerah
berkerikil antara Tsa'labiah dan Khuzaimiah dan berada di jalur jamaah
haji Kufah yang ingin pergi ke Mekah.(1)
Di tempat ini
Imam mendirikan tendanya berdekatan dengan tenda dan tempat keledai
Zuhair bin Qain Bajali. Setelah itu Imam Husein as mengajaknya menuju
jalan kebenaran. Zuhair bin Qain akhirnya mengkuti seruan Imam Husein
as.
Di Zarud ini Imam mendapat kabar mengenai kesyahidan Muslim bin Aqil dan Hani bin Urwah.
Setelah mendengar berita itu, Imam Husein as membaca ayat ini "Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun"(2)
dan memohon ampun kepada Allah Swt untuk Muslim. Imam Husein as
kemudian menangis tersedu-sedu dan Bani Hasyim serta perempuan yang ada
di sana ikut menangisi kesyahidan Muslim bin Aqil.
Dua orang dari sahabat Imam Husein as
bernama Abdullah bin Sulaim Asadi dan Mundzir bin Masy'al Asadi
bersumpah di hadapan Imam Husein as agar mereka tidak pergi ke Kufah.
Alasan keduanya tidak ada penolong di sana.
Sebaliknya, keluarga Aqil meminta kepada Imam Husein as agar mengizinkan
mereka ke Kufah guna menuntut balas kematian saudaranya.
Imam Husein as berkata, "Saudara-saudaraku, setelah ini kehidupan sudah
tidak ada kebaikannya lagi."
Catatan:
1. Qamqam Zukkhar wa Shamsham Battar, 1/362.
2. QS. Al-Baqarah: 156.
Sumber: (IRIB Indonesia)
KHUZAIMIAH; Tempat Persinggahan Kesepuluh Imam Husein as
Tempat Persinggahan Kesepuluh Imam Husein as
Khuzaimiah merupakan tempat yang dinisbatkan kepada Khuzaimiah bin Khazim.
Tempat ini merupakan jalur yang biasa dilewati oleh jamaah haji dari Kufah.
Imam Husein as dan rombongan sempat tinggal di tempat ini selama satu
hari dan satu malam. Dengan demikian, Imam Husein as di hari 19
Dzulhijjah tinggal di tempat ini.
Menjelang slahat
Subuh, Sayidah Zainab as menemui Imam Husein as dan berkata, "Wahai
saudaraku! Saya mendengar suara gaib yang membacakan syairnya seperti
ini:
الا یا عین فاحتفلی بجهدی
و من یبکی علی الشهداء بعدی
علی قوم تسوقهم المنایا
بمقدار الی انجاز وعدی
Alaa Yaa Ainu Fahtafalii Bijuhdii
Wa Man Yabkii Alas Syuhadai Ba'dii
Ala Qaumi Tasuuquhum al-Munaya
Bimiqdaarin Ilaa Injazzin wa Adi
Ketahuilah wahai Mata! Engkau akan bergembira dengan usahaku
Lalu siapakah yang akan menangisi syuhada sepeninggalku?
Kepada kaum yang ingin merealisasikan harapannya
Melakukannya sesuai dengan kemampuan dan bekal yang ada
mam Husein as menjawab, "Wahai saudariku! Apa yang telah ditetapkan oleh
Allah Swt itulah yang akan terjadi."
Sumber: (IRIB Indonesia)
8 Muharam, Dialog Imam Husein as dengan Umar bin Saad
Dialog Imam Husein as dengan Umar bin Saad
Tanggal 8 Muharram 61 Hq, rasa kehausan di kemah-kemah makin lama
terasa semakin mencekik. Imam Husain as memerintah saudaranya, Abbas,
bersama beberapa orang untuk bergerak ke sungai Furat di malam hari.
Dengan rencana yang matang, mereka berhasil mematahkan dan menerobos
barisan musuh dan kembali ke kemah dengan kantong-kantong penuh air.
Pertemuan Imam Husein as dengan Umar bin Saad
Imam Husein berkata, "Wahai anak Saad! Apakah engkau datang menemuiku dan tidak memiliki keluhan pada-Nya?"
Ibnu Saad mengatakan, "Jika aku memisahkan diri dari kelompok ini, maka
rumahku akan rusak, kekayaanku akan dirampas, dan aku mengkhawatirkan
anggota keluargaku dari kemarahan Ibnu Ziyad."
Imam
Husein berkata, "Bagaimana dengan dirimu sendiri? Allah akan segera
mengambil jiwamu dan engkau tidak akan terampuni di Hari Kiamat ...
Apakah engkau mengira akan sampai pada pemerintahan Rey dan Gorgan? Demi
Allah! Tidaklah demikian, karena engkau tidak akan pernah sampai pada
keinginanmu."
Ubaidillah dalam surat selanjutnya
mengancam Umar bin Saad bahwa ia akan memecatnya dari tugasnya seraya
berkata, "Jika engkau mempermainkan dan tidak mentaati perintahku, maka
aku akan menyerahkan tanggung jawab pasukan ini pada Syimr bin Dzil
Jausyan."
Penggalan dari pidato Imam Husein as kepada
para sahabatnya, "Wahai para keturunan besar dan agung! Bersabarlah,
karena kematian hanyalah sebuah jembatan tempat kalian akan melewati
segala kesulitan dan penderitaan dan mengantarkan kalian ke surga yang
luas dengan segala nikmatnya yang kekal."
Abu Sahl Kuhi Lahir
Tanggal 8 Muharam tahun 329 Hijriah, Abu Sahl Kuhi, ahli matematika dan
astronomi Iran, terlahir ke dunia. Sebagian besar umur Abu Sahl Kuhi
dihabiskan di kota Bagdad yang merupakan pusat keilmuan dunia pada zaman
itu. Selama 30 tahun, ia melakukan penelitian di bidang astronomi dan
sebagai hasilnya, ia berhasil mendirikan observatorium yang kemudian
dimanfaatkan oleh para ilmuwan setelahnya.
Abu Sahl juga banyak menulis buku, di antaranya berjudul "Dawair Hamaseh".
Sumber: (IRIB Indonesia)
7 Muharam, Umar bin Saad Larang Imam Husein Memanfaatkan Air Sungai Furat
Umar bin Saad Larang Imam Husein Memanfaatkan Air Sungai Furat
Diriwayatkan lebih dari 30 ribu orang yang ikut dalam pasukan Umar bin
Saad tercatat telah mengambil baju, senjata perang dan gaji dari
pemerintah Bani Umayyah dan siap untuk berperang menentang Imam Husein
as.
Umar bin Saad pada 7 Muharram 61 Hq kembali
mendapatkan sebuah surat dari Ubaidillah bin Ziyad dengan isi sebagai
berikut, "Usahakan pasukanmu untuk memisahkan antara Husein dan
sahabat-sahabatnya dengan sungai Furat. Usahakan sedemikian rupa hingga
tak ada setetes air pun yang sampai ke mereka, sebagaimana Utsman bin
Affan dulu terhalangi dari air."
Kemudian Umar bin
Saad menempatkan 500 pasukan penunggang kuda di sisi sungai Furat.
Salahsatu dari mereka berteriak, "Husein! ... Demi Allah ... Engkau
tidak akan meminum air ini walau setetes pun hingga kehausan merenggut
nyawamu."
Imam Husein as berkata, "Ilahi!! Binasakan ia dengan kehausan dan jauhkan ia dari segala rahmat-Mu!"
Hamid bin Muslim mengatakan, aku melihat dengan mataku sendiri bahwa kutukan Imam Husein as betul-betul terlaksana.
Demikian Abu Abdillah Imam Husein as mengutuk pasukan musuh, "Ilahi!
Tahanlah hujan-Mu dari mereka, ciptakan kesulitan dan kekeringan
(sebagaimana tahun-tahun Yusuf), dan tempatkan budak Tsaqafi (Hajjaj bin
Yusuf) untuk mereka supaya mereka merasakan pahitnya tegukan racun, dan
ambilkan balas dendamku, para sahabatku, Ahlul Bait dan para Syiah-ku
dari mereka."
Ayatullah Milani Lahir
Tanggal 7 Muharram 1313 Hijriah, Ayatullah Sayyid Hadi Milani, seorang
marji dan ulama besar Islam, terlahir ke dunia di kota Najaf, Irak.
Beliau sejak kecil telah mulai mempelajari al-Quran dan kemudian
menuntut ilmu agama di Hauzah Ilmiah Najaf sampai mencapai derajat
mujtahid.
Selain itu, Ayatullah Milani juga menguasai
bidang sastra Arab dan Persia. Kemudian, Ayatullah Milani mengabdikan
hidupnya untuk mengajar dan menulis buku. Buku-buku karya beliau di
antaranya berjudul "Muhadharah fi Fiqhil Imamiyah" yang terdiri dari 10
jilid.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Irak-Suriah Berkoalisi, Rezim Arab dan AS Kebingungan
Koran trans-regional al-Quds al-Arabi seraya membongkar upaya Irak
dan Suriah untuk berkoalisi menekankan bahwa aliansi ini tak diragukan
lagi akan mengubah konstelasi regional.
Menurut
laporan Fars News mengutip Koran al-Quds al-Arabi di edisi Kamis (21/11)
menulis, sejumlah pengamat Suriah dan Irak tengah membahas kemungkinan
dibentuknya aliansi atau persatuan antara kedua negara.
Koran ini di laporannya menyebutkan, saat ini Baghdad dan Damaskus
sampai pada kesimpulan bahwa mereka memiliki kesamaan kesulitan di dalam
negeri, regional dan internasional. Dan ide aliansi atau persatuan akan
mampu menjawab kesulitan tersebut.
Al-Quds al-Arabi
menambahkan, data yang diperoleh menunjukkan bahwa kontak kedua pihak
telah terjalin yang ditujukan untuk melakukan sejumlah lobi dan
koordinasi yang diperlukan di bidang ini.
Koran ini
menulis, kontak dan pertemuan tersebut kini mulai menuai sejumlah reaksi
dari negara Arab kawasan Teluk Persia, Mesir, Turki dan juga dunia
internasional. Jika tahap pertama aliansi ini menunjukkan hasil positif
maka akan dilanjutkan dengan tahap kedua yakni pembahasan untuk
melaksanakan rencana ini.
Al-Quds al-Arabi mengutip
para pengamat menekankan bahwa jika ide seperti ini terealisasi maka
akan muncul perubahan di konstelasi regional khususnya di tingkat
geopolitik. Hal ini disebabkan kedua negara yakni Irak dan Suriah dalam
satu waktu akan memiliki kesempatan untuk merambah Laut Mideterania dan
Danau Karun.
Pengamat tersebut juga mengatakan,
kebijakan ini akan mengubah konstelasi energi gas dan minyak serta jalur
lalu lintas ke Eropa. Hal ini juga sangat menakutkan bagi kekuatan
besar dunia.
Terlepas dari seluruh hal di atas,
aliansi ini juga membicarakan penggabungan tentara kedua negara. Tentu
saja berita ini sangat mengejutkan dan menakutkan bagi banyak kalangan
seperti Turki, Israel dan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk
Persia (P-GCC).
Sumber: (IRIB Indonesia)
6 Muharam, Habib bin Mazahir Ajak Kabilah Bani Asad Bantu Imam Husein as
Habib bin Mazahir Ajak Kabilah Bani Asad Bantu Imam Husein
Umar bin Saad memperoleh sebuah surat dari Ubaidullah yang isinya
demikian, "Aku tidak begitu saja menyerahkan pasukan berkuda dan pasukan
berjalan kepadamu. Perhatikanlah bahwa aku memberikan tugas untuk
melaporkan keadaan di sini setiap hari kepadaku."
Habib bin Mazhahir pada tanggal 6 Muharram 61 Hq meminta izin kepada
Imam Husein as untuk mendekati kabilah Bani Asad yang hidup di dekat
daerah itu dan mengajak mereka untuk bergabung. Beliau mengizinkan.
Habib kemudian mendatangi mereka dan berkata, "Ikutilah perintahku hari
ini dan bergegaslah untuk membantu Husein supaya kalian berada dalam
kemuliaan dunia dan akhirat."
Sejumlah sembilan puluh
orang bangkit dan bergerak menuju Karbala. Akan tetapi, di pertengahan
jalan mereka bertemu dengan pasukan Umar bin Saad. Karena tidak memiliki
pertahanan yang kuat, akhirnya mereka terpencar dan kembali ke rumah
masing-masing.
Habib mendatangi Imam Husein as dan menceritakan peristiwa ini. Beliau hanya berkata, "Laa haula wa laa quwwata illa billah."
Surat Imam Husein as dari Karbala kepada saudaranya Muhammad bin
Hanafiyah dan Bani Hasyim, "Seakan dunia sama sekali tak pernah ada (dan
demikian inilah dunia yang berkesudahan tanpa arti), sementara akhirat
adalah senantiasa."
Wafatnya Sayid Razi, Penyusun Nahjul Balaghah
Tanggal 6 Muharram 406 Hijriah, Sayid Muhammad Husain Musawi Baghdadi,
yang terkenal dengan nama Sayid Razi, seorang cendikiawam besar muslim,
meninggal dunia pada usianya ke 47 tahun.
Sejak masa kanak-kanak, Sayid Razi telah mulai menuntut ilmu dari ulama-ulama besar zaman itu, di antaranya Syeikh Mufid.
Dalam usia yang masih muda, Sayid Razi telah berhasil mengusai
ilmu-ilmu yang berkembang saat itu dan beliau kemudian mulai menyusun
buku, di antaranya berjudul "Haqayiqut-Tanzil" dan "Mujazaatul Quran".
Karya beliau yang terpenting adalah penyusunan kitab Nahjul Balaghah
yang berupa kumpulan, khutbah, surat, doa, dan wasiat Imam Ali as.
Sumber: (IRIB
Indonesia)
Warga Indonesia Demo Kedubes AS Protes Agresi Brutal Israel
Pembantaian warga gaza oleh Israel menghasilkan 160 warga Palestina
tewas dan melukai sekitar 1.200 orang, sejak meletus pada 14 November
lalu. setelah Pasca perang selama 8 hari antara rezim Zionis Israel dan
muqawama Palestina, akhirnya gencatan senjata terjadi. Berdasarkan nota
kesepakatan gencatan senjata, kedua pihak tidak boleh menyerang kawasan
yang dikuasainya. Dibukanya kembali jalur-jalur penyeberangan yang
menghubungkan Gaza dan kemudahan lalu-lalang orang dan masuknya barang
ke Gaza merupakan isi dari kesepakatan itu. Gencatan senjata antara
Zionis Israel dan Hamas dilakukan lewat mediasi Mesir.
Sementara itu di Indonesia hari ini (Jumat, 23/11) Jalan Merdeka depan
Gedung Kedutaan Besar AS, sejumlah massa mengadakan acara "Peringatan
Asyura dan Demo solidaritas untuk Palestina". Sekitar 500 massa gabungan
dari Voice of Palestina (VOP), Indonesian Solidarity for Palestine,
Asian People's Solidarity with Palestine (APSP), Garda Suci Merah Putih,
Zaenab Asosiation. Sekitar 50 masa dari PMII, juga ikut bergabung
dalam acara tersebut.
Dalam orasinya direktur Voice of Palestina (VOP), Ir. Mujtahid Hashem mengeluarkan beberapa pernyataan:
1. Mengutuk zionis karena telah membantai 160 warga gaza selama 8 hari.
2. Amerika sebagai sponsor Israel harus bertanggung jawab.
3. Posisi letak kedutaan besar Amerika di Jakarta harus dipindah
karena mengancam keamanan dan kedaulatan Indonesia. Lokasi kedubes AS
berdekatan dengan gedung Telkom sehingga bisa menyadap semua informasi
warga Indonesia, dekat dengan Istana negara sehingga jantung pemerintah
dalam ancaman, selain itu kantor Kedubes AS berdiri di tanah yang belum
mengantongi surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Sementara itu Musadiq, salah satu peserta demo mengutuk aksi keji
Israel dan menyesalkan negara-negara arab yang diam saja tidak membantu
persenjataan dan dana kepada warga Gaza, padahal mereka mempunyai
kesamaan ideologi, ras arab, dan sama-sama bermazhab Sunni.
Hisam, ketua Solidaritas Muslim untuk Al-QUDS (SMIQ) sekaligus korlap
mengatakan, "Israel melakukan gencatan senjata setelah membantai 160
warga Palestina, dan sekarang menunda peperangan karena sedang menunggu
rudal patriot dari Amerika."
Menurut Kiki, musisi pro
Palestina yang juga ikut demo berpendapat lain, meski banyak bangunan
hancur dan 160 warga Gaza jadi syuhada, kemenangan tetap menjadi milik
kaum muqawama. Karena sedang memperjuangkan kebenaran dan Israel
sebagai pihak pecundang.
Setelah acara selesai peserta
demo nampak mulai meninggalkan lokasi dan bergantian masa dari FPI
(Front Pembela Islam) mulai berdatangan sekitar 1000 massa dengan tema
yang serupa.
Sumber: (IRIB Indonesia)
AJFUR; Tempat Persinggahan Kesembilan Imam Husein as
Tempat Persinggahan Kesembilan Imam Husein as
Hari Kamis tanggal 17 Dzulhijjah, rombongan Imam Husein as sampai di daerah bernama Ajfur untuk meletakkan barang bawaan mereka. Dalam buku Qamus disebutkan bahwa di sini sebuah tempat antara Faid dan Khuzaimiah.(1) Di tempat ini air mengalir ke tempat tinggal orang-orang Arab.Sekaitan dengan pertemuan Imam Husein as dengan Abdullah bin Muthi' ‘Adwa, para ahli sejarah berselisih pendapat.
Dalam Lisan al-Muarrikhin disebutkan ada pertemuan di Ajfur antara Imam Husein as dan Abdullah bin Abi Muthi', tapi sebelum ini juga disebutkan bahwa pertemuan ini terjadi di pertengahan jalan antara Mekah dan Madinah atau lebih dekat ke Mekah. Thabari dan Muhaddits Qommi dalam Nafas al-Mahmum menyebut tempat pertemuan di Ajfur. Boleh jadi Abdullah bin Muthi' berbeda dengan Abdullah bin Abi Muthi'.(2)
Dengan pertemuannya dengan Imam Husein as, Abdullah akhirnya tahu perjalanan Imam as ke Irak. Untuk itu ia bersumpah agar Imam Husein as mengurungkan niatnya pergi ke Irak. Ketika Imam Husein as belum menjawab permintaannya itu, ia kembali bersumpah agar beliau mengurungkan niatnya. Setelah itu ia menjelaskan mengapa ia bersikeras agar Imam tidak pergi.
Ia mengatakan, "Bila engkau ingin menuntut apa yang sekarang berada di tangan Bani Umayah, Demi Allah, mereka akan membunuhmu. Bila hal itu terjadi, setelah engkau tidak ada lagi kehormatan yang tertinggal."
Imam Husein as tidak mengikuti permintaannya dan tetap melanjutkan perjalanannya.(3)
Dengan mencermati dialog yang terjadi antara Imam Husein as dan Abdullah bin Muthi' dapat dipahami bahwa tujuan Imam as lebih tinggi dan mulia dari apa yang disebutkan oleh Abdullah.
Catatan:
1. Al-Imam Husein wa Ashabuh, 1/163.
2. Al-Imam Husein wa Ashabuh, 1/163.
3. Al-Irsyad, 2/72, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, 5/395, Nafas al-Mahmum, hal 178.
Sumber: (IRIB Indonesia)
FAID; Tempat Persinggahan Kedelapan Imam Husein as
Tempat Persinggahan Kedelapan Imam Husein as
Hari Rabu tanggal 16 Dzulhijjah, Imam Husein as beserta rombongan tiba di tempat bernama Faid.Faid adalah sebuah kota yang berada di pertengahan jalan antara Mekah dan Kufah. Di tengah daerah ini adalah sebuah benteng yang terbuat dari besi. Benteng ini dikeliling dinding.
Biasanya, bila ada rombongan yang membawa barang banyak dan berat ingin ke Mekah atau Kufah, mereka menitipkan barangnya ke benteng itu dan ketika kembali, mereka dapat mengambilnya kembali.
Warga Faid kerjanya menyiapkan bekal berupa daging selama setahun yang dijual kepada mereka yang ingin melakukan ibadah haji.(1)
Catatan:
1. Marashid al-Ittila', 3/1049.
Sumber: (IRIB Indonesia)
5 Muharam, 1000 Pasukan Berkuda Bergabung dengan Umar bin Saad
1000 Pasukan Berkuda Bergabung dengan Umar bin Saad
Akhirnya secara bertahap, pasukan yang terpencar di seluruh kota Kufah
berkumpul dan bergabung dengan pasukan Umar bin Saad. Menurut sebuah
riwayat, Syabts bin Rub'i telah bergerak ke arah Karbala dengan seribu
pasukan berkuda.
Ubaidillah memerintahkan kepada
sebagian pasukan untuk berdiri di jalanan yang menujuke arah Karbala dan
menghalangi siapa pun yang keluar dari Kufah untuk membantu Imam Husein
as.
Karena sekelompok warga mengetahui bahwa perang
melawan Imam Husein as berada dalam hukum perang menentang-Nya dan
menentang rasul-Nya, maka di pertengahan jalan mereka memisahkan diri
dari pasukan musuh dan melarikan diri.
Menurut sebuah
riwayat, seorang komandan laskar yang sebelumnya bergerak dari Kufah
dengan seribu pasukan, begitu sampai di Karbala, pasukan yang tersisa
hanya sekitar tiga atau empat ratus orang, dan selebihnya melarikan diri
karena tidak memiliki keyakinan terhadap perang ini.
Penggalan dari pidato Imam Husein as yang ditujukan pada pasukan musuh,
"Perhatikanlah! Kami tidak akan pernah menyerah dengan hina. Allah,
Rasul-Nya dan Mukminin tidak akan pernah menerima kehinaan untuk kami.
Pangkuan-pangkuan suci yang telah membesarkan kami. Kepandaian dan
keberanian mereka tidak akan pernah mengajarkan untuk mendahulukan
ketaatan pada orang-orang hina atas kematian secara ksatria."
Sumber: (IRIB
Indonesia)
4 Muharam, Ubaidillah bin Ziyad Mobilisasi Warga Kufah Lawan Imam Husein as
Ubaidillah bin Ziyad Mobilisasi Warga Kufah Lawan Imam Husein as
Di masjid Kufah, Abdullah bin Ziyad berkata kepada warga yang hadir,
"Wahai warga Kufah! Kalian telah menguji keturunan Abu Sufyan, dan telah
menemukan mereka sebagaimana yang kalian inginkan! Kalian mengenal
Yazid yang berakhlak dan berperilaku baik pada para bawahannya. Seluruh
pemberian-pemberiannya berada pada tempatnya yang tepat. Demikian juga
dengan ayahnya. Kini Yazid memerintahkanku untuk membagi-bagikan uang
kepada kalian dan mengirimkan kalian untuk melawan musuhnya, Husein."
Setelah itu, ia memerintahkan untuk mengumumkan kepada seluruh warga dan mempersiapkan rakyat untuk bergerak menuju medan laga.
Syimr bin Dzil Jausyan bersama empat ribu pasukan; Yazid bin Rakab, dua
ribu, Husein bin Namir, empat ribu; Mazhayir bin Rahinah, tiga ribu,
dan Nashr bin Harsyah dengan dua ribu pasukan. Keseluruhannya menyatakan
diri siap berperang melawan Imam Husein as.
Dan perjalanan menuju Karbala segera dimulai.
Dalam menjawab Qais bin Asy'ab yang menyarankannya untuk berbaiat pada
Yazid, Imam Husein bin Ali as berkata, "Tidak, demi Allah! Aku tidak
akan meletakkan tanganku dengan hina di atas tangan mereka, dan juga
tidak akan melarikan diri dari medan laga sebagaimana para budak."
Abul Qasim Muhammad Baghdadi Meninggal
Tanggal 4 Muharam 485 Hijriah, Abul Qasim Muhammad Baghdadi, yang
terkenal dengan nama Ibnu Naqiya, seorang penyair dan penulis terkenal
dari Bagdad, meninggal dunia. Abul Qasim Baghdadi dikenal karena
syair-syairnya yang indah, penuh hikmah, dan menggunakan bahasa yang
sederhana, yang dimuat dalam buku kumpulan syairnya yang berjudul
Maqamaat. Dalam buku ini, Ibnu Naqiya mengkritik kerusakan-kerusakan
sosial dalam bentuk hikayat dan humor.
Ibnu Naqiya juga menulis buku lain berjudul "al-Jaman fi Tashbihaatil Quran" yang berisi penafsiran terhadap 226 ayat Al-Quran.
Abu Abdullah Muhammad Imrawi meninggal dunia
Tanggal 4 Muharam 1264 Hijriah, Abu Abdullah Muhammad Imrawi Fasi yang
terkenal dengan gelar Ibn Idris, seorang menteri, penulis dan penyair
muslim Maroko meninggal dunia. Ia memulai pelajarannya dengan menghafal
Al Quran, lalu mempelajari ilmu nahwu dan sastra Arab. Sebelumnya, Ibn
Idris bekerja sebagai petugas perpustakaan, kemudian bekerja sebagai
juru tulis. Ia juga pernah bekerja sebagai juru tulis para sejarawan
terkenal di zamannya. Dengan cara ini ia mendapat pengetahuan yang luas
di bidang menulis kasidah dan serangan Perancis ke Aljazair sebanyak 111
bait seraya menyeru umat Islam untuk berjihad.
Tidak
lama kemudian, karena konspirasi musuh, Ibnu Idris dipenjara dan disiksa
oleh Sultan Maroko, lantaran dituduh sebagai pengerak utama
pemberontakan. Selepas bebas dari penjara, Ibn Idris mengasingkan diri
dan menumpukan perhatiannya dengan menulis syair. Kebanyakan
syair-syairnya berisi pujian atas keagungan Rasulullah Saw dan keindahan
alam semesta.
Sumber: (IRIB Indonesia)
3 Muharam, Umar bin Saad dan Pasukannya Memasuki Karbala
Umar bin Saad dan Pasukannya Memasuki Karbala
Umar bin Saad memasuki Karbala pada 3 Muharram 61 Hq dengan laskar Kufah yang berjumlah empat ribu orang.
Sebagian menuliskan, "Kabilah Umar bin Saad (Bani Zuhrah) datang
mendekati dan menyumpahnya untuk mengurungkan diri dari keputusannya
(menjadi sukarelawan untuk berperang menentang Imam Husein as), karena
hal ini akan menyebabkan permusuhan antara mereka dan Bani Hasyim.
Di sisi lain, salah satu dari dua putranya yang bernama Hafsh
mendorongnya untuk membunuh Imam Husein as, sedang yang lainnya
memperingatkan untuk mengurungkan niat itu. Dan usulan Hafsh-lah yang
terpilih. Ia bersama ayahnya memutuskan diri pergi ke Karbala untuk
memerangi Imam Husein as.
Saat Umar bin Saad mengirim
seseorang kepada Imam Husein as untuk mengetahui alasan kedatangan
beliau ke negeri ini, beliau as berkata, "Rakyat kota Anda telah menulis
surat kepadaku dan mengundangku. Jika kedatanganku telah membuat Anda
tak senang, maka saya akan kembali!"
Begitu Umar bin Saad mendengar pesan Imam Husein as ini, ia berkata, "Semoga Allah melepaskanku dari memerangi Husein."
Saat memasuki Karbala, Imam Husein as berkata, "Manusia adalah budak
dunia dan agama mereka hanya menjadi hiasan di bibir. Selama kehidupan
mereka masih berputar, mereka akan mengikuti agama. Namun, begitu ujian
dan cobaan datang, hanya sedikit dari mereka yang masih tetap
mempertahankan agamanya."
Rasulullah Mengirim Surat Kepada Raja-Raja
3 Muharam 7 Hijriah, Rasulullah Saw mulai mengirimkan sejumlah surat
kepada raja-raja di berbagai penjuru dunia untuk mengajak mereka memeluk
agama Islam. Sejarawan mencatat, jumlah surat yang dikirim Rasulullah
itu antara 12 hingga 26 surat, di antaranya dikirimkan kepada Raja Roma,
Iran, Habasyah, Bahrain, dan Yaman.
Pengiriman surat
ini menunjukkan bahwa cara penyebaran ajaran Islam adalah dengan
menggunakan logika, penjelasan, dan argumentasi, bukan dengan pedang.
Beberapa tahun setelah pengiriman surat tersebut, Islam menyebar ke
berbagai penjuru dunia.
Ibnu Khuluf Lahir
Tanggal 3 Muharam 829 Hijriah, Ibnu Khuluf, seorang cendikiawan dan
sastrawan terkenal kaum muslimin, terlahir ke dunia. Pada masa
kanak-kanaknya, Ibnu Khuluf pergi ke Mekah, lalu ke Baitul Maqdis, dan
akhirnya ke Kairo, untuk menuntut ilmu. Pada usia 26 tahun, Ibnu Khuluf
telah masuk ke dalam jajaran cendikiawan terkemuka di Kairo saat itu.
Ibnu Khuluf banyak menciptakan syair-syair yang indah, di antaranya
berisi puji-pujian kepada Rasulullah Saw.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Sumber: (IRIB Indonesia)
HAJIR; Tempat Persinggahan Ketujuh Imam Husein as
Tempat Persinggahan Ketujuh Imam Husein as
Hari Selasa, tanggal 15 Dzulhijjah, Imam Husein as beserta rombongan tiba di tempat bernama Hajir. Tempat dimana orang-orang dari Basrah, Irak yang ingin pergi melaksanakan haji biasanya berhenti di sini.Di tempat ini pula Imam Husein as menjawab surat yang dikirim Muslim bin Aqil yang isinya ditujukan kepada warga Kufah. Surat ini dibawa oleh Qeis bin Mushir Shaidawi dan saudara sesusuannya Abdullah Yaqthir.
Teks surat Imam Husein as sebagai berikut:
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Dari Husein bin Ali kepada saudara-saudara Muslim dan Mukmin.
Keselamatan atas kalian.
Saya menyampaikan kepada kalian segala puji kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia.
Amma Ba'du.
Surat Muslim bin Aqil telah sampai ke tangan saya. Isi surat ini memberikan informasi kepada saya akan optimisme kalian dengan berkumpul bersamanya. Karena ia pondasi pendukung kami dan tempat untuk menerima kebenaran kami. Saya memohon kepada Allah Swt semoga memberikan kebaikan kepada kita dan pahala yang besar kepada kalian.
Dari Mekah saya mulai bergerak menuju kalian sejak hari Selasa tanggal 8 Dzulhijjah, hari Tarwih... Ketika utusan saya sampai ke tempat kalian, maka hendaknya kalian bersegera mendekatinya dalam urusan pemerintahan. Seriusi urusan ini. Dalam beberapa hari lagi saya akan tiba di tempat kalian.
Salam dan rahmat Allah untuk kalian.(1)
Dua utusan Imam Husein as; Qeis dan Abdullah Yaqthir tertangkap di daerah Qadisiah oleh Hashin bin Namir.(2)
Catatan:
1. Al-Irsyad, 1/202, Bihar al-Anwar, 44/932.
2. Al-Irsyad, 2/70.
Sumber: (IRIB Indonesia)
DZATU IRQIN; Tempat Persinggahan Keenam Imam Husein as
Tempat Persinggahan Keenam Imam Husein as
Satu tempat miqat, untuk memakai pakaian ihram, jamaah haji adalah daerah perbatasan antara Najd dan Tahamah. Daerah itu disebut Dzatu Irqin.Imam Husein as beserta rombongan tiba di Dzatu Irqin pada hari Senin, 14 Dzulhijjah.(1)
Sekaitan dengan tibanya Imam Husein as di tempat ini, Allamah Majlisi menukil dari buku Tarikh ar-Rayyasyi:
"Perawi mengatakan, ‘Saya melaksanakan ibadah haji dan memisahkan diri dari rombongan... Sehingga saya tiba di tempat dengan sejumlah kemah yang berdiri di sana. Ketika itu saya bertanya, ‘Mana pemimpin dari kemah-kemah yang ada ini?'
Mereka menunjukkan kemah yang saya maksud. Saya berjalan ke depan. Tiba-tiba saya melihat Imam Husein as sedang bersandar pada kemah dan tampak sibuk membaca tulisan. Saya kemudian mengucapkan salam kepadanya. Setelah itu saya berkata, ‘Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu! Mengapa engkau berhenti di padang pasir yang gersang ini?'
Beliau menjawab, ‘Mereka menakut-nakuti aku, sementara yang kau lihat ini adalah surat-surat yang dikirimkan penduduk Kufah kepadaku. Padahal saya tahu bahwa mereka adalah pembunuhku nanti. Bila mereka melakukan hal ini ... dan menghina kesucian ilahi, maka akan bangkit seseorang dari mereka dan membunuh mereka, sehingga mereka terlihat lebih hina dari kain yang terkena darah haid."(2)
Catatan:
1. Mu'jam al-Buldan, 4/107, Marashid al-Ittila', 2/932.
2. Bihar al-Anwar, 44/369.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Selasa, 20 November 2012
Pidato Pedas Nasrullah untuk Para “Domba Arab”
Sekjen Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan
Nasrullah dalam pidatonya di malam kelima Muharram (Senin, 19/11)
menyinggung konsistensi muqawama Palestina dan mengatakan, "Konsistensi
muqawama di Gaza dan komitmennya terhadap persyaratan yang telah
ditetapkan, memaksa Israel mengupayakan gencatan senjata agar kondisi
dapat dipulihkan kembali sebelum teror Ahmad al-Jabari, panglima Brigade
Izzuddin Qassam. Akan tetapi muqawama menolak solusi tersebut."
Target-target serangan Israel ke Gaza telah berakhir atau sedang
berakhir dan Israel sedang membombardir kembali atau bahkan untuk ketiga
kalinya target yang sebelumnya telah dibombardir. Akan tetapi roket
muqawama akan terus ditembakkan dari Gaza menuju Palestina pendudukan.
Sayid Hasan Nasrullah kembali menyinggung watak buas Israel yang
terbukti dalam pembantaian massal warga sipil, perempuan dan anak-anak.
Dikatakannya bahwa aksi Israel ini membuktikan kegagalan operasi militer
mereka dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Serangan membabi
buta itu bertujuan menekan muqawama membatalkan persyaratannya.
Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, pengalaman tahun 2008 di Gaza dan
Lebanon membuktikan bahwa muqawa, rakyat, dan para pemimpinnya, telah
melewati tahapan dimana tekanan dengan pembantaian massal warga sipil,
perempuan dan anak-anak sudah tidak efektif lagi.
Di
bagian lain, Sekjen Hizbullah Lebanon mengkritik sikap negara-negara
Arab mereaksi agresi Israel ke Gaza dan juga statemen para menteri luar
negeri Arab yang hanya mengecam serangan tersebut.
Dikatakan Sayid Nasrullah, statemen tahun 2012 dan tahun 2009 liga Arab
hanya berbeda di beberapa poin, salah satunya adalah seruan kepada
seluruh negara untuk menghentikan proses normalisasi hubungan dengan
Israel. Selain itu ditekankan pula agar komite program perdamaian Arab
untuk merevisi proses perdamaian negara-negara anggota .
Sayid Hasan Nasrullah menyinggung pernyataan seorang menteri luar
negeri Arab dalam sidang terbaru Liga Arab di Kairo dan mengatakan,
"Menteri ini [PM dan Menlu Qatar, Hamad bin Jassem al-Thani] mengatakan
bahwa kami tidak mampu memberikan harapan lebih dari apa yang dapat kita
lakukan saat ini."
"Menteri ini mengakui bahwa
sejumlah negara Arab berpartisipasi dalam blokade Israel terhadap Gaza.
Akan tetapi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana persenjataan
termasuk berbagai jenis roket, Grad, Fajr-5 dan roket-roket anti-tank
itu dapat sampai ke Gaza?"
Sekjen Hizbullah Lebanon,
Sayid Hasan Nasrullah juga menegaskan bahwa dukungan Iran dan Suriah
terhadap muqawama Gaza tidak dapat dipungkiri.
Dikatakannya, "Sekarang mengirim senjata ke Gaza dan pembukaan seluruh
jalur perbatasan, merupakan salah satu kewajiban yang paling penting."
Lebih lanjut Sayid Nasrullah menjelaskan, "Menteri itu [PM dan Menlu
Qatar] menyatakan bahwa mayoritas Arab adalah domba, akan tetapi dia
pasti sedang berbicara tentang dirinya sendiri karena mayoritas rakyat
Lebanon dan Palestina adalah singa dan pahlawan."
"Setiap orang harus mengatakan tentang dirinya sendiri dan tidak berhak untuk memberikan penilaian terhadap mayoritas."
"Lebih dari 60 tahun terjadi perselisihan Arab dan Israel meski
berbagai propaganda dari sebagian pemerintah Arab, akan tetapi kita
tetap menyaksikan ketegaran muqawama. Palestina dan Baitul Maqdis akan
tetap memiliki tempat isitimewa di hati rakyat ini, akan tetapi ‘para
domba' akan pergi ke tempat yang khusus untuk mereka."
"Masa depan di kawasan adalah masa depan milik para pahlawan, bukan milik para domba."
Menyinggung pentingnya dukungan negara-negara Arab terhadap Gaza, Sayid
Nasrullah mengatakan, "Diharapkan negara-negara Arab mengirim senjata
ke Gaza, bukan malah menjadi mediator antara Israel dan Gaza."
Menurut Sayid Nasrullah, peran sekarang negara-negara Arab di Gaza sama
seperti peran bulan sabit merah dan negara-negara tersebut tidak punya
tekad politik apapun terkait masalah ini. Oleh karena itu peran mereka
sama seperti peran lembaga bulan sabit merah.
"Manfaat negara-negara Arab untuk Gaza sama seperti para pelayat jenazah."
Pemimpin muqawama Lebanon ini menegaskan, "Islam yang sejati adalah
negara-negara Islam mengirim senjata ke Gaza, membuka perbatasannya dan
membiarkan roket-roket lebih banyak menuju Gaza."
"Para kaum Arab telah mengirim kapal penuh senajta untuk para
pemberontak [teroris] Suriah akan tetapi mereka tidak berani mengirim
bahkan satu peluru ke Gaza."
Di akhir pidatonya, Sayid
Nasrullah menegaskan, "Iran, Suriah dan Hizbullah tidak akan melepaskan
dukungan terhadap Gaza dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kami
akan tetap bersama mereka. Ini merupakan kewajiban agama, iman,
nasional, dan kemanusiaan kami."
Sumber: (IRIB Indonesia)
Senin, 19 November 2012
SYIAH BUKAN MAZHAB MARIKURUBU
(Telaah
Makna, Nilai, dan Pemikiran)
Oleh: M. Rifka Munawar, S.Sos
Di dunia ini semua hal berubah kecuali
kecaman terhadap Syiah
Semua permulaan ada ujungnya kecuali
fitnah terhadap Syiah
Semua vonis harus berdasarkan bukti
kecuali vonis terhadap Syiah.
(Syekh Muhammad Jawad Mughniyah, Ulama Syiah Lebanon)
Mukadimah.
Sekelumit
pengantar diatas sekiranya telah mewakili keprihatinan setiap orang yang
prihatin atas apa yang telah terjadi dengan segelintir masyarakat Marikurubu
yang tidak lebih peka untuk mengenal dan mempelajari dinamika kemazhaban dalam
dunia Islam sehingga tindak main hakim sendiri, curiga mencurigai tanpa
kejelasan dan tindakan amoral lainnya menjadi lebih biasa saja dan terabaikan
dari nilai ke-Islaman dan norma ke-Indonesia-an kita. Telah banyak kewarasan
setiap pribadi agar bertindak bijak harus tercerabut dari suatu Bangsa yang besar
ini. Lantas ini semua tanggung jawab
siapa?
Syiah.
Dalam
literatur yang sangat lengkap dan mudah di dapati untuk dunia yang begini
canggih dengan segala keterbukaannya, kemudian pula pada setiap Perguruan
Tinggi Islam, Syiah juga telah begitu dikenal dan dipelajari karena bagian dari
teologi Islam, maupun dapat disebut Mazhab (pemikiran) dalam Islam yang secara
praktis dan prinsipil Syiah mengambil riwayat agama dari Rasulullah saw dan
Ahlul Baitnya (12 Imam as) tentang perkara hukum-hukum Allah SWT atas
al-Qur’anul Karim maupun sunnah Rasul saw.
Kemudian
makna Syiah dari segi pendekatan bahasa berarti pengikut, kelompok, atau
golongan. Seperti telah tersurat dalam al-Qur’an, as-Saffat 37 ayat 83; Wa inna min Syi’atihi la Ibrahim yang
berarti “Dan sesungguhnya Ibrahim
benar-benar termasuk golongannya (Nuh)”. Secara etimologi atau dalam
istilah bahasa Arab, dalam bentuk tunggalnya adalah Syi’i. Syiah bermakna;
Pembela dan pengikut seseorang. Selain itu pula, bermakna setiap kaum yang
berkumpul di atas suatu perkara.
Teologi
Syiah dalam kaidah ke-Mazhaban (Pemikiran) berlandaskan at-Tauhid (Tauhid,
adanya Allah yang esa), al-Adl (Keadilan), an-Nubuwwah (wahyu dan Kenabian
Muhammad bin Abdillah Saw), al-Imamah (Kepemimpinan 12 Imam Ahlul Bait as),
al-Ma’ad (adanya alam akhirat atau tempat kembali setelah meninggal) adalah
pokok keimanan, pemikiran dan ajaran (Ushuludin) Syiah dalam ke-Islamannya.
Mazhab
dan Marikurubu.
Motivasi
berfikir (dorongan ber-Mazhab) walau harus berbeda sekalipun tetap merupakan
salah satu keistimewaan manusia di atas mahluk lainnya karena segala hal yang
berbeda dari akses berfikir manusia akan sangat dinamis jika dalam pertentangannya adalah; “Batu” andai saja “Menggerutu” (Marikurubu) ia tetap batu yang habis Peri-nya
(masanya) pada batas ukurannya, akan tetapi berbeda dengan manusia karna adanya
motivasi fitriah untuk mengenal hakikat dan mengetahui berbagai realitas yang
dinamis, karna untuk pemenuhan kebutuhannya itu manusia harus ber-Mazhab.
Dalam proses yang sistematis serta tumbuh dan
berkembang, motivasi berfikir setiap kita mulai tampak sejak masa kanak-kanak
sampai akhir usia menutup mata, sehingga dalam masa yang patut berubah pada
kewarasan manusia dimana hati dan akalnya sangat berperan, arti realitas
ber-Mazhab atau berfikir tadi semata untuk suatu pemenuhan nilai spiritual yang
akhirnya harus pasti, walau dalam perbedaannya adalah konsumsi yang dapat
mendorong seseorang untuk mencari nilai ajaran yang sesuai dan memikirkan
berbagai persoalan yang bersangkutan dengan dirinya dan pembenaran yang sanggup
ia yakini untuk akhirnya harus dipertanggung jawabkan kelak.
Makna
kedalam Judul.
Problem
dan kekhawatiran yang sifatnya religius telah lebih nyata, dimana tindak main
hakim sendiri terhadap suatu kelompok dan segala tindakan amoral lainnya tidak
pernah mendapat pembenaran al-Qur’an dan Sunnah dari junjungan Rasulullah saw.
Dapatkah masing-masing kita dengan sungguh-sungguh menegaskan untuk mengamalkan
sebuah ajaran yang mencukupi kita dalam Dinnul
Islam ditengah-tengah realitas perbedaan mazhab, pertentangan ego dan lain
sebagainya. Pendek kata, lantas benarkah nilai ke-Islaman kita adalah ajaran
untuk segala mazhab dalam sepanjang zaman? Jawabnya….. Ya, karna Syiah adalah
bagian yang telah ada dalam perkembanggan Islam yang seutuhnya dapat dipahami.
Tentunya juga, Syiah yang penulis kenal bukan Mazhab Marikurubu tadi.
Naluri
Fitriah Diri.
Apresiasi
positif secara khusus untuk Helmi Husni, tokoh Syiah yang dikabarkan Media
Malut Post (edisi, Jum’at. 2 November 2012) walau telah merasa di zalimi tetap
mau berdamai adalah sebuah reaksi dari motifasi fitriah karena realitas
ke-Syiahanya yang hidup, Ia tidak “berfikiran” ala batu yang menggerutu,
karna Mari (batu, Pen) adalah sebuah eksistensi yang beku dan mati. Pastinya
Adalah Itibar yang normatif ketika kita tunduk pada nilai ke-Islaman; “Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin
dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”(QS. Al-Ahzab: 58).
Apakah melalui spirit NKRI dan UUD 1945 pasal 28
E, ayat 1, yakni; “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya”, ayat 2, yakni; “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”,
kemudian ayat 3, yakni; “Setiap orang berhak atas kebebasannya untuk
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”, dan pasal 4, yakni;
“Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab Negara terutama Pemerintah”, juga berhak untuk Helmi Husni…?
Tergantung kesetiaan dan komitmen Pemerintah bersama pihak Penegak Hukum Kota
Ternate yang wajar membuktikannya. Telah tunduk-kah kita pada Naluri Fitriah
diri?
Langganan:
Postingan (Atom)