SUBA SE SALAM SE JO NGON MOI MOI

Senin, 26 November 2012

Rasulullah Saw Sedang Menunggu Kami

Rasulullah Saw Sedang Menunggu Kami
 
Malam Asyura bagi Imam Husein dan sahabat-sahabat setianya adalah malam munajat dan permohonan. Malam itu terdengar suara bacaan al-Quran dan doa dari perkemahan para sahabat Imam Husein as.
 
Pada akhir malam, Imam Husein as sedikit ketiduran. Setelah terbangun kepada para sahabatnya beliau berkata, "Tahukah kalian aku bermimpi apa?"
 
Para sahabat berkata, "Engkau bermimpi apa, Wahai Putra Rasulullah?"
 
Imam berkata, "Aku bermimpi, ada sejumlah anjing menyerangku. Di antara anjing-anjing itu ada seekor anjing memiliki dua warna dan ia lebih buas dan dan lebih liar dari yang lainnya. Akan ketahuan di antara musuh-musuh kita ada seorang yang bertanggung jawab akan membunuhku. Seorang laki-laki yang wajahnya merah dan rambutnya pirang." (Syimr bin Dziljausayan adalah orang yang wajahnya merah dan rambutnya pirang)
 
Kemudian beliau melanjutkan, "Setelah itu kakekku Rasulullah Saw bersama sejumlah sahabatnya mendatangi aku dan berkata, "Putraku, kau adalah syahidnya keluarga Muhammad (Aali Muhammad). Para penduduk langit dan malakut saling mengucapkan selamat atas kedatanganmu.  Kau besok malam berada di sisiku. Maka bersegeralah dan ketahuilah bahwa di sini mereka menunggumu."
 
Lalu Imam berkata, "Pekerjaan kami di dunia ini sudah selesai dan tiba saatnya untuk kembali."
 
Musuh yang Tak Kenal Rasa Kasihan
 
Imam Husein as tahu bahwa pasca syahadahnya, musuh-musuh tidak akan mengasihi Ahli Bait dan sahabat-sahabatnya. Oleh karena itu, beliau memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk membuat Khandaq (galian) sekitar perkemahan.
 
Setelah penggalian selesai, galian itu mereka penuhi dengan ranting-ranting kering.
 
Hari Asyura setelah musuh melakukan penyerangan, ranting-ranting itu dibakar supaya musuh tidak bisa mendekati perkemahan. Namun setelah semua sahabat Imam Husein as mencapai syahadah dan beliau sendiri jatuh tersungkur karena lemparan tombak dan sabetan pedang, musuh-musuh menyerang perkemahan. Ketika itu Imam Husein as berkata, "Hai orang-orang yang tak kenal Tuhan! Bila kalian tidak beragama, paling tidak jadilah orang yang merdeka! Kalian berperang melawan saya, maka jangan berurusan dengan para wanita dan anak-anak!"
 
Musuh-musuh saat itu mengurungkan niatnya menyerang perkemahan. Namun setelah syahadahnya Imam Husein as dan selesainya perang yang tak seimbang, mereka menyerang perkemahan, menawan para wanita dan anak-anak dan membakar perkemahan.
 
Imam yang Penuh Kasih Sayang
 
Semua orang yang berada di sisi Imam Husein as menyaksikan beliau di malam Asyura sampai pagi sibuk bermunajat kepada Allah. Mereka menyaksikan beliau sibuk mengerjakan shalat dan beristighfar kepada Allah. Mereka mendengarkan dan mendengarkan suara munajat Imam Husein. Mereka mendengarkan beliau menenangkan hati saudara perempuannya Sayidah Zainab as dan mengucapkan selamat tinggal kepadanya.
 
Di pertengahan malam Imam Husein as keluar dari tendanya mencabuti dan mengumpulkan rumput-rumput berduri yang ada di medan perang...
 
Imam Husein as tahu bahwa setelah berakhirnya perang, musuh akan menawan anak-anak dan para wanita. Oleh karena itu beliau mencabuti duri-duri yang ada di situ supaya tidak menancap kaki-kaki telanjang para tawanan dan jangan sampai membuat mereka tersiksa!
 
Darah yang Mengalir oleh Kezaliman
 
Ubaidullah putra Abul Fadhl Abbas mendatangi Imam Sajjad karena ada urusan. Sejenak Imam Sajjad memandang Ubaidullah sampai akhirnya beliau menangis. Tanpa berbicara apa-apa, Ubaidullah memandang Imam Sajjad barang kali bisa memahami apa sebab beliau menangis. Beberapa detik kemudian, dengan suara sedih Imam Sajjad berkata, "Bagi Rasulullah Saw tidak ada hari yang lebih sulit dari hari Uhud. Pada hari itu pamannya Hamzah, putra Abdul Muthalib, singa Allah dan singa Rasulullah telah mencapai syahadah. Setelah hari kematian itu, anak pamannya Jakfar bin Abi Thalib terbunuh."
 
Imam diam sejenak, kemudian bernafas panjang dan berkata, "Dan tidak ada hari seperti hari Asyura di mana tiga puluh orang yang mengaku dirinya sebagai umat Rasulullah menyerang ayahku Husein as. Masing-masing dari mereka ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan menumpahkan darah Imam Husein. Namun ketika Imam Husein mengingatkan mereka kepada Allah, mereka tidak mempedulikannya sampai akhirnya darah beliau tumpah ke tanah oleh kezaliman."
 
Berilah Minum Para Musuh Itu
 
Imam Husein as bersama sahabat-sahabatnya sampai ke dekat Kufah. Hur bin Yazid mendapat tugas dari penguasa Kufah Ubaidullah bin Ziyad untuk menghalang-halangi perjalanan Imam Husein as dan sahabat-sahabatnya.
 
Hur bersama seribu orang tentara mendekati rombongan Imam Husein as dan berdiri menghalangi perjalanan mereka. Imam dan sahabat-sahabatnya menyiapkan pedang dan berdiri di depan mereka. Cuaca sedikit demi sedikit semakin panas dan Imam Husein mengetahui bahwa pasukan musuh sedang kehausan. Kepada para pemuda sahabatnya Imam berkata, "Bersegeralah memberi minum mereka dan kendaraannya!" Para pemuda sahabat Imam Husein as memenuhi tempat-tempat air milik musuh dan kuda-kuda serta onta-onta mereka.
 
Ali bin Tha'an salah satu pasukan Hur berkata, "Aku adalah salah seorang pasukan Hur yang terakhir sampai di sana. Kehausan membuat aku dan ontaku lemas dan tidak tahan. Begitu Imam Husein as melihat keadaanku dan keadaan ontaku, beliau berkata, "Dudukkan ontamu!"
 
"Aku mendudukkan ontaku dan memberinya air. Kemudian Imam Husein dengan tangannya sendiri meminumkan air ke mulutku dan membuatku segar."
 
Jangan Bunuh Dia
 
Imam Zainul Abidin berkata, "Pagi-pagi hari Asyura, ketika musuh menghadap ayahku, beliau mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, "Ya Allah! Engkau adalah tempat sandaranku dalam setiap kesedihan dan Engkau adalah harapanku dalam setiap kesulitan. Engkau adalah kepercayaanku setiap saat kesulitan meliputiku. Apalagi ketika kesedihan itu meliputi hati-hati yang lemah dan pemikiran di dalamnya sedikit. Teman saat itu menjadi hina dan musuh saat itu menjadi gembira dan aku mengadu kepadamu dalam hal ini. Alasannya karena aku tidak percaya pada selain diri-Mu. Engkau telah menjauhkan kesedihan itu dan menyelesaikannya. Engkau adalah pemilik setiap nikmat. Pemilik setiap kebaikan dan puncak setiap harapan dan cita-cita."
 
Imam Zainul Abidin selanjutnya berkata, "Beberapa saat kemudian sekelompok musuh dengan kudanya mengepung perkemahan kami. Begitu mata-mata mereka menatap api di dalam galian, Syimr bin Dziljausyan dengan suara lantang berkata, "Hai Husein! Tergesa-gesakah kau menuju ke api sebelum Hari Kiamat?"
 
Ayahku berkata, "Siapakah laki-laki biadab ini? Sepertinya Syimr bin Dziljausyan?"
 
Kemudian berkata, "Hai anaknya penggembala kambing! Kau lebih layak untuk api ini!"
 
Salah satu sahabat Imam Husein ingin memanah Syimr. Namun Imam mencegahnya. Dia berkata, "Wahai Putra Rasulullah! Biarkan saya kirim dia ke dalam api neraka Jahannam!
 
Imam berkata, "Jangan panah dia, karena aku tidak suka sebagai pemula perang!"
 
Penjara Mukmin
 
Di hari Asyura di tengah-tengah pertempuran perang, para sahabat Imam Husein as menyaksikan beliau bertempur melawan musuh dengan tanpa rasa takut sedikitpun. Beliau tetap semangat. Kondisi Imam Husein as sedemikian rupa sehingga semua sahabatnya merasa iri dan kepada sesamanya saling mengatakan, "Lihatlah pemimpin kita tidak takut sama sekali pada kematian!"
 
Kepada mereka Imam Husein as berkata, "Tenanglah dan bersabarlah! Kematian bukan sesuatu yang menakutkan. Bahkan ia adalah jembatan yang mengantarkan manusia dari pelbagai kesulitan dan tekanan menuju kebun-kebun yang subur dan nikmat-nikmat yang abadi. Siapakah di antara kalian yang tidak suka keluar dari penjara menuju istana-istana yang mewah?"
 
Kemudian melanjutkan, "Namun kematian bagi musuh-musuh kalian tidak lain adalah dipindahkannya mereka dari istana-istana mewah menuju penjara dan azab yang kekal..."
 
Tentang janji Rasulullah ayahku berkata, "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Kematian adalah jembatan orang mukmin menuju surganya dan jembatan orang kafir menuju nerakanya." 

Sumber:  
"Sad Pand va Hekayat" Husein. 
(IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual