Mereka yang wafat:
1. Abu al-Bukhturi
Abu al-bukhturi, Ash bin Hisyam bin Harits bin Asad bin Abdul Uzza,
tokoh Quraisy di masa Jahiliah. Ia termasuk orang yang berperan dalam
melanggar perjanjian orang-orang Musyrik Quraisy tentang pemutusan
hubungan dengan Bani Hasyim dan Abdul mutthalib. Ia bersekutu dengan
beberapa orang lain untuk melanggar janji ini. Tidak ada riwayat sejarah
yang menukil ia pernah mengganggu Rasulullah Saw, tapi di awal dakwah
Rasulullah, ia menghalang-halangi orang yang punya kecenderungan
terhadap Islam.
Abu al-Bukhturi ikut dalam perang
Badar bersama orang-orang Musyrik. Dalam perang itu, Rasulullah Saw
melarang para sahabatnya untuk membunuhnya, tapi Mujaddzir bin Ziad
Balwi menewaskannya dalam perang satu lawan satu. Setelah berhasil
membunuh Abu al-Bukhturi, ia menemui Rasulullah dengan penuh penyesalan
dan berkata, "Demi Zat yang mengutusmu! Saya berusaha dalam pertarungan
itu untuk menahannya dan membawanya ke hadapanmu, tapi ia tidak rela dan
tetap ingin bertarung. Akhirnya saya terpaksa bertarung dengannya dan
membunuhnya."
(Al-‘Alam Zarkali, 1/11, al-Isti'ab, hal 1459, Sirah Ibnu Hisyam, 1/248, 295,354)
2. Abu Jahal
Abu al-Hakam, Amr bin Hisyam bin Mughirah bin Abdullah. Ia berasal dari
Bani Makhzum dan termasuk tokoh, cerdas dan pemberani Quraisy di masa
Jahiliah. Nabi Muhammad Saw memanggilnya dengan Abu Jahal. Ketika belum
tumbuh bulu di wajahnya, Quraisy telah mengangkatnya sebagai penjaga
kuda dan boleh ikut pertemuan tokoh-tokoh tua quraisy di Dar an-Nadwah.
Abu Jahal merupakan musuh utama Rasulullah Saw dan Muslimin. Ia
menyiksa orang-orang Muslim yang lemah di Mekah. Abu Jahal meninggal
dunia pada usia 54 di perang Badar.
(Al-‘Alam Zarkali,
5/261, Tarikh Thabari, 2/454, Tarikh Ibnu Atsir, 2/127, Uyun al-Akhbar,
1/230, Dairah al-Maarif al-Islamiyah, 1/443)
3. Abu Lahab
Abdul Uzza bin Abdul Mutthalib, bin Hisyam Qurasyi, paman Nabi Muhammad
Saw dan terkenal sebagai orang yang paling memusuhi Rasulullah. Nabi
Muhammad Saw memanggilnya dengan Abu Lahab.
Ketika Rasulullah Saw diwajibkan oleh Allah untuk mengajak keluarganya untuk mengesakan Allah lewat firman Allah, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat"
(QS. 26: 214), semua keluarga dekat beliau menerima undangan itu.
Setelah semua datang ke rumah Rasulullah dan setelah Nabi berbicara, Abu
Lahab berkata kepada beliau, "Apakah hanya untuk ini engkau
mengumpulkan kami?"
Pada waktu itu Allah menurunkan ayat, "Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah
berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia
akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya,
pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut." (QS. 111: 1-5)
Dalam ayat ini dijanjikan azab yang pedih kepada Abu Lahab dan
isterinya, Ummu Jamil, anak Abu Sufyan dan saudara Muawiyah. Ummu Jamil
tidak pernah berhenti memusuhi Nabi Muhammad Saw. Ia yang menebar duri
di jalan yang dilalui Nabi dan senantiasa menebar kedengkian dan
kebencian suaminya kepada Nabi.
Abu Lahab meninggal dunia setelah mendengar kekalahan Quraisy di perang Badar dan orang-orang yang tewas di sana.
(Al-‘Alam Zarkali, 4/134, Tarikh Ibnu Atsir, 2/60, al-Muhabbir, hal 157, Dairah al-Maarif al-Islamiyah, 1/589)
4. Ruqayah
Ruqayah adalah putri Nabi Muhammad Saw dari Sayidah Khadijah binti
Khuwailid. Di masa Jahiliah Ruqayah menjadi isteri Utbah bin Abu Lahab
bin Abdul Mutthalib. Ketika Islam muncul dan dengan turunnya ayat "Tabbat Yadaa Abi Lahab...",
Abu Lahab marah dan memerintahkan anaknya untuk menceraikan isterinya,
Ruqayah dikarenakan ia telah memeluk Islam setelah ibunya, Sayidah
Khadijah as.
Setelah berpisah dengan Utbah bin Abu
Lahab, Ruqayah menikah dengan Utsman bin Affan dan dalam peristiwa
hijrah ke Habasyah, keduanya ikut dan bersama-sama pula berhijrah ke
Madinah. Ruqayah meninggal dunia di Madinah. Setelah itu, Utsman bin
Affan menikah dengan saudara Ruqayah, Ummu Kultsum dan dari sini ia
disebut "Dzu an-Nurain".
(Al-‘Alam Zarkali, 3/58,
at-Thabaqat al-Kubra, 8/36, A'lam an-Nisa, 1/457, Usd al-Ghabah, 7/114,
Sair A'lam an-Nubala, 2/177)
Sumber:
Rouidadha-ye Tarikh-e Eslam, Abdul Salam El Termanini, Tarjomeh Jamiy
az Pazhouhesgaran, 1385, Qom, Pazhouheshgah Oluum va Farhang-e Eslami.
(IRIB Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual