SUBA SE SALAM SE JO NGON MOI MOI

Senin, 26 November 2012

Peristiwa Sejarah Islam di Tahun 2 Hijriah (623-624 M) (Bagian Kedua)

Mereka yang wafat:
 
1. Abu al-Bukhturi
 
Abu al-bukhturi, Ash bin Hisyam bin Harits bin Asad bin Abdul Uzza, tokoh Quraisy di masa Jahiliah. Ia termasuk orang yang berperan dalam melanggar perjanjian orang-orang Musyrik Quraisy tentang pemutusan hubungan dengan Bani Hasyim dan Abdul mutthalib. Ia bersekutu dengan beberapa orang lain untuk melanggar janji ini. Tidak ada riwayat sejarah yang menukil ia pernah mengganggu Rasulullah Saw, tapi di awal dakwah Rasulullah, ia menghalang-halangi orang yang punya kecenderungan terhadap Islam.
 
Abu al-Bukhturi ikut dalam perang Badar bersama orang-orang Musyrik. Dalam perang itu, Rasulullah Saw melarang para sahabatnya untuk membunuhnya, tapi Mujaddzir bin Ziad Balwi menewaskannya dalam perang satu lawan satu. Setelah berhasil membunuh Abu al-Bukhturi, ia menemui Rasulullah dengan penuh penyesalan dan berkata, "Demi Zat yang mengutusmu! Saya berusaha dalam pertarungan itu untuk menahannya dan membawanya ke hadapanmu, tapi ia tidak rela dan tetap ingin bertarung. Akhirnya saya terpaksa bertarung dengannya dan membunuhnya."
 
(Al-‘Alam Zarkali, 1/11, al-Isti'ab, hal 1459, Sirah Ibnu Hisyam, 1/248, 295,354)
 
2. Abu Jahal
 
Abu al-Hakam, Amr bin Hisyam bin Mughirah bin Abdullah. Ia berasal dari Bani Makhzum dan termasuk tokoh, cerdas dan pemberani Quraisy di masa Jahiliah. Nabi Muhammad Saw memanggilnya dengan Abu Jahal. Ketika belum tumbuh bulu di wajahnya, Quraisy telah mengangkatnya sebagai penjaga kuda dan boleh ikut pertemuan tokoh-tokoh tua quraisy di Dar an-Nadwah.
 
Abu Jahal merupakan musuh utama Rasulullah Saw dan Muslimin. Ia menyiksa orang-orang Muslim yang lemah di Mekah. Abu Jahal meninggal dunia pada usia 54 di perang Badar.
 
(Al-‘Alam Zarkali, 5/261, Tarikh Thabari, 2/454, Tarikh Ibnu Atsir, 2/127, Uyun al-Akhbar, 1/230, Dairah al-Maarif al-Islamiyah, 1/443)
 
3. Abu Lahab
 
Abdul Uzza bin Abdul Mutthalib, bin Hisyam Qurasyi, paman Nabi Muhammad Saw dan terkenal sebagai orang yang paling memusuhi Rasulullah. Nabi Muhammad Saw memanggilnya dengan Abu Lahab.
 
Ketika Rasulullah Saw diwajibkan oleh Allah untuk mengajak keluarganya untuk mengesakan Allah lewat firman Allah, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat" (QS. 26: 214), semua keluarga dekat beliau menerima undangan itu. Setelah semua datang ke rumah Rasulullah dan setelah Nabi berbicara, Abu Lahab berkata kepada beliau, "Apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami?"
 
Pada waktu itu Allah menurunkan ayat, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut." (QS. 111: 1-5)
 
Dalam ayat ini dijanjikan azab yang pedih kepada Abu Lahab dan isterinya, Ummu Jamil, anak Abu Sufyan dan saudara Muawiyah. Ummu Jamil tidak pernah berhenti memusuhi Nabi Muhammad Saw. Ia yang menebar duri di jalan yang dilalui Nabi dan senantiasa menebar kedengkian dan kebencian suaminya kepada Nabi.
 
Abu Lahab meninggal dunia setelah mendengar kekalahan Quraisy di perang Badar dan orang-orang yang tewas di sana.
 
(Al-‘Alam Zarkali, 4/134, Tarikh Ibnu Atsir, 2/60, al-Muhabbir, hal 157, Dairah al-Maarif al-Islamiyah, 1/589)
 
4. Ruqayah
 
Ruqayah adalah putri Nabi Muhammad Saw dari Sayidah Khadijah binti Khuwailid. Di masa Jahiliah Ruqayah menjadi isteri Utbah bin Abu Lahab bin Abdul Mutthalib. Ketika Islam muncul dan dengan turunnya ayat "Tabbat Yadaa Abi Lahab...", Abu Lahab marah dan memerintahkan anaknya untuk menceraikan isterinya, Ruqayah dikarenakan ia telah memeluk Islam setelah ibunya, Sayidah Khadijah as.
 
Setelah berpisah dengan Utbah bin Abu Lahab, Ruqayah menikah dengan Utsman bin Affan dan dalam peristiwa hijrah ke Habasyah, keduanya ikut dan bersama-sama pula berhijrah ke Madinah. Ruqayah meninggal dunia di Madinah. Setelah itu, Utsman bin Affan menikah dengan saudara Ruqayah, Ummu Kultsum dan dari sini ia disebut "Dzu an-Nurain".
 
(Al-‘Alam Zarkali, 3/58, at-Thabaqat al-Kubra, 8/36, A'lam an-Nisa, 1/457, Usd al-Ghabah, 7/114, Sair A'lam an-Nubala, 2/177)

Sumber:
Rouidadha-ye Tarikh-e Eslam, Abdul Salam El Termanini, Tarjomeh Jamiy az Pazhouhesgaran, 1385, Qom, Pazhouheshgah Oluum va Farhang-e Eslami.
(IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual