SUBA SE SALAM SE JO NGON MOI MOI

Rabu, 28 November 2012

Kisah Al-Quran: Nabi Uzair as Bukti Kekuasaan Allah!

Hari Kebangkitan merupakan salah satu pembahasan penting yang ada dalam al-Quran. Untuk membuktikannya, Allah menggambarkan saksi-saksi hidup. Di dalam al-Quran disebutkan beragam contoh dan kisah nyata tentang bagaimana dibangkitkannya umat manusia. Mengkaji dan menelaah kisah-kisah dan contoh ini menjadikan kita memahami betapa besarnya kebijkasanaan dan kehendak Allah Yang Esa. Peristiwa yang dialami Nabi Uzair adalah satu di antaranya.
 
Uzair menyiapkan sedikit bekal makanan dan minuman. Ia mengendarai kendaraannya dan berangkat menuju tempat yang dimaukannya. Ia ingin mengunjungi kebunnya yang subur. Begitu sampai di sana, ia tertarik oleh keindahan pepohonan dan kicauan burung bulbul.
 
Dia baru sadar ketika matahari sudah tergelincir. Ia bergegas memenuhi keranjangnya dengan buah-buahan lantas kembali pulang. Ia benar-benar tenggelam dalam keindahan alam sekitar dan rahasia penciptaan sehingga tidak sadar bahwa kendaraannya tersesat jalan.
 
Setelah beberapa saat ia menyadari sedang berada di puing-puing. Ia turun dari kendaraannya dan menengok ke kanan dan ke kiri seraya berkata kepada dirinya sendiri:
 
"Di sini dulu adalah sebuah kampung yang memiliki kehidupan. Tapi sekarang rumah-rumah hanya tinggal puing-puing. Sebaiknya aku beristirahat sebentar di samping dinding yang sudah runtuh ini untuk mendapatkan tenaga lagi lalu kembali berjalan."
 
Uzair bersandar ke dinding sambil berselonjor. Ia meletakkan tongkatnya disampingnya dan kendaraannya berdiri tepat di depannya.
 
Keheningan dan sepoi-sepoi angin membuat Uzair tenggelam berpikir tentang penciptaan manusia dan alam semesta. Kepada dirinya sendiri ia berkata, "Sekarang aku bersandar di rumah yang dinding-dindingnya sudah rusak. Di rumah inilah dahulu ada orang-orang yang hidup dan tinggal di sini. Satu sama lainnya menganggap sebagai teman atau lawan. Kini meski hanya tulang-tulangnya pun tidak tersisa sama sekali. Bagaimana mungkin penghuni puing-puing ini kembali berkumpul dan hadir sebagai manusia-manusia yang hidup?"
 
Selanjutnya Uzair pelan-pelan terlelap dalam tidurnya.
 
Seratus tahun telah berlalu. Anak-anak telah menjadi tua. Generasi telah berganti dengan generasi baru. Dengan kehendak Allah tulang-tulang Uzair yang terpisah kembali menyatu dan ruh kembali ditiupkan. Dengan badan sempurna dan bertenaga, Uzair bangun dan berdiri. Ia berpikir telah bangun dari tidur lelapnya. Ia merasa lapar dan bangun mencari air dan makanan. Tiba-tiba malaikat mendatanginya seraya berkata:
 
- Engkau pikir berapa lama engkau tidur?
 
- Uzair menjawab, "Sehari atau kurang dari itu aku tidur?"
 
-  Malaikat berkata, "Tapi engkau berada di sini selama seratus tahun. Sekarang lihatlah makanan dan minumanmu. Dengan kehendak Allah, makanan dan minumanmu tidak berubah sama sekali. Namun lihatlah kendaraanmu! Lihatlah bagaimana kematian memusnahkannya?!"
 
Dengan takjub Uzair melihat keledainya. Anggota badannya musnah terbukti kalau selama bertahun-tahun telah mati. Pada saat itu juga hewan itu bangun berdiri dengan tangan dan kakinya dan tanda-tanda kehidupan tampak padanya.
 
Uzair dengan sendirinya menghormat dan menunduk di hadapan Allah seraya berkata, "Sekarang aku tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala-galanya."
 
Kota telah berubah total. Model pakaian, wajah-wajah, bangunan-bangunan dan lorong-lorong telah berubah. Uzair dengan susah payah menemukan rumahnya. Ia mengetuk pintu. Seorang perempuan tua buta dan beruban penuh datang membuka pintu.
 
Uzair bertanya, "Apakah ini rumahnya Uzair?"
 
Perempuan tua meneteskan air mata saat mendengar nama Uzair. Dengan penuh kesedihan ia menghela nafas dan berkata, "Ini adalah rumahnya. Tapi dia sudah bertahun-tahun...
 
Uzair berkata, "Aku adalah Uzair. Allah telah mengambilku dari dunia selama seratus tahun dan mengembalikan aku kembali ke dunia."
 
Dengan rasa tidak percaya perempuan tua itu berkata, "Uzair adalah manusia yang sangat baik dan doanya senantiasa terkabulkan. Kalau memang kamu benar, berdoalah agar aku kembali menjadi muda sebagaimana masa-masa itu sehingga bisa melihatmu."
 
Uzair berdoa dan memohon kepada Allah agar mengembalikan perempuan tua itu menjadi muda lagi. Allah-pun mengabulkan doanya dan jadilah perempuan tua itu muda kembali.
 
Kejadian ini membuat orang-orang di sekitar Uzair meyakini tentang hari kebangkitan. Mereka meyakini bahwa Allah mampu atas segalanya. Mereka meyakini bahwa alam akhirat adalah tempat pembalasan bagi umat manusia dan mereka akan kembali dibangkitkan.
 
Di dalam surat Taubah: 30 dan Baqarah: 259 disebutkan tentang kisah Uzair. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual