Hari Kebangkitan merupakan salah satu
pembahasan penting yang ada dalam al-Quran. Untuk membuktikannya, Allah
menggambarkan saksi-saksi hidup. Di dalam al-Quran disebutkan beragam
contoh dan kisah nyata tentang bagaimana dibangkitkannya umat manusia.
Mengkaji dan menelaah kisah-kisah dan contoh ini menjadikan kita
memahami betapa besarnya kebijkasanaan dan kehendak Allah Yang Esa.
Peristiwa yang dialami Nabi Uzair adalah satu di antaranya.
Uzair menyiapkan sedikit bekal makanan dan minuman. Ia mengendarai
kendaraannya dan berangkat menuju tempat yang dimaukannya. Ia ingin
mengunjungi kebunnya yang subur. Begitu sampai di sana, ia tertarik oleh
keindahan pepohonan dan kicauan burung bulbul.
Dia
baru sadar ketika matahari sudah tergelincir. Ia bergegas memenuhi
keranjangnya dengan buah-buahan lantas kembali pulang. Ia benar-benar
tenggelam dalam keindahan alam sekitar dan rahasia penciptaan sehingga
tidak sadar bahwa kendaraannya tersesat jalan.
Setelah
beberapa saat ia menyadari sedang berada di puing-puing. Ia turun dari
kendaraannya dan menengok ke kanan dan ke kiri seraya berkata kepada
dirinya sendiri:
"Di sini dulu adalah sebuah kampung
yang memiliki kehidupan. Tapi sekarang rumah-rumah hanya tinggal
puing-puing. Sebaiknya aku beristirahat sebentar di samping dinding yang
sudah runtuh ini untuk mendapatkan tenaga lagi lalu kembali berjalan."
Uzair bersandar ke dinding sambil berselonjor. Ia meletakkan tongkatnya
disampingnya dan kendaraannya berdiri tepat di depannya.
Keheningan dan sepoi-sepoi angin membuat Uzair tenggelam berpikir
tentang penciptaan manusia dan alam semesta. Kepada dirinya sendiri ia
berkata, "Sekarang aku bersandar di rumah yang dinding-dindingnya sudah
rusak. Di rumah inilah dahulu ada orang-orang yang hidup dan tinggal di
sini. Satu sama lainnya menganggap sebagai teman atau lawan. Kini meski
hanya tulang-tulangnya pun tidak tersisa sama sekali. Bagaimana mungkin
penghuni puing-puing ini kembali berkumpul dan hadir sebagai
manusia-manusia yang hidup?"
Selanjutnya Uzair pelan-pelan terlelap dalam tidurnya.
Seratus tahun telah berlalu. Anak-anak telah menjadi tua. Generasi
telah berganti dengan generasi baru. Dengan kehendak Allah tulang-tulang
Uzair yang terpisah kembali menyatu dan ruh kembali ditiupkan. Dengan
badan sempurna dan bertenaga, Uzair bangun dan berdiri. Ia berpikir
telah bangun dari tidur lelapnya. Ia merasa lapar dan bangun mencari air
dan makanan. Tiba-tiba malaikat mendatanginya seraya berkata:
- Engkau pikir berapa lama engkau tidur?
- Uzair menjawab, "Sehari atau kurang dari itu aku tidur?"
- Malaikat berkata, "Tapi engkau berada di sini selama seratus tahun.
Sekarang lihatlah makanan dan minumanmu. Dengan kehendak Allah, makanan
dan minumanmu tidak berubah sama sekali. Namun lihatlah kendaraanmu!
Lihatlah bagaimana kematian memusnahkannya?!"
Dengan
takjub Uzair melihat keledainya. Anggota badannya musnah terbukti kalau
selama bertahun-tahun telah mati. Pada saat itu juga hewan itu bangun
berdiri dengan tangan dan kakinya dan tanda-tanda kehidupan tampak
padanya.
Uzair dengan sendirinya menghormat dan
menunduk di hadapan Allah seraya berkata, "Sekarang aku tahu bahwa Allah
Maha Kuasa atas segala-galanya."
Kota telah berubah
total. Model pakaian, wajah-wajah, bangunan-bangunan dan lorong-lorong
telah berubah. Uzair dengan susah payah menemukan rumahnya. Ia mengetuk
pintu. Seorang perempuan tua buta dan beruban penuh datang membuka
pintu.
Uzair bertanya, "Apakah ini rumahnya Uzair?"
Perempuan tua meneteskan air mata saat mendengar nama Uzair. Dengan
penuh kesedihan ia menghela nafas dan berkata, "Ini adalah rumahnya.
Tapi dia sudah bertahun-tahun...
Uzair berkata, "Aku
adalah Uzair. Allah telah mengambilku dari dunia selama seratus tahun
dan mengembalikan aku kembali ke dunia."
Dengan rasa
tidak percaya perempuan tua itu berkata, "Uzair adalah manusia yang
sangat baik dan doanya senantiasa terkabulkan. Kalau memang kamu benar,
berdoalah agar aku kembali menjadi muda sebagaimana masa-masa itu
sehingga bisa melihatmu."
Uzair berdoa dan memohon
kepada Allah agar mengembalikan perempuan tua itu menjadi muda lagi.
Allah-pun mengabulkan doanya dan jadilah perempuan tua itu muda kembali.
Kejadian ini membuat orang-orang di sekitar Uzair meyakini tentang hari
kebangkitan. Mereka meyakini bahwa Allah mampu atas segalanya. Mereka
meyakini bahwa alam akhirat adalah tempat pembalasan bagi umat manusia
dan mereka akan kembali dibangkitkan.
Di dalam surat Taubah: 30 dan Baqarah: 259 disebutkan tentang kisah Uzair.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual