SUBA SE SALAM SE JO NGON MOI MOI

Sabtu, 24 November 2012

Nasihat Imam Husein as: Pengaruh Melanggar Perintah Allah

Pengaruh Melanggar Perintah Allah
 
Seseorang menulis surat kepada Imam Husein as dan meminta kepada beliau agar menasihatinya dengan kalimat yang singkat.
 
Imam Husein as menjawab suratnya:
 
"Seseorang yang berusaha meraih sesuatu lewat jalan melanggar perintah Allah Swt, maka apa yang diharapkannya dengan cepat terlepas dari tangannya, sementara apa yang ditakutinya segera menghampirinya." (Tsiqah al-Islam Kulaini, al-Kafi, Tehran, Entesharat Eslami, 1397 Hq, cet 2, 2/373)
 
Setiap kali seseorang ingin melakukan perbuatan baik, maka hal penting yang harus diperhatikannya adalah menjaga agar pendahuluan perbuatan baik itu sesuai dengan tujuan perbuatan itu sendiri. Sama seperti keinginan seseorang yang ingin membangun sebuah gedung yang kokoh dan indah. Demi merealisasikannya, maka material bangunan dan alat yang dipakai harus sesuai dengan tujuan pembuatan gedung itu. Bila orang itu tidak menggunakan material yang baik dan berkualitas, maka tidak dapat diharapkan ia dapat membuat sebuah gedung yang layak dan sesuai dengan keinginannya. Oleh karenanya, selama material batu bata tidak berasal dari bahan yang benar, maka pembuatan dinding tidak akan kokoh.
 
Begitu juga ketika manusia melakukan pekerjaan dengan cara melanggar perintah Allah Swt. Secara lahiriah orang itu memang benar meraih keuntungan, mampu mencegah kerugian dan mencapai tujuan yang diinginkannya. Namun pada hakikatnya ia meraih satu hal tapi kehilangan sesuatu yang lebih penting. Karena pada gilirannya pengaruh dosa yang dilakukannya akan mencengkeramnya. Kebaikan hakiki tidak akan pernah sampai kepada pelaku dosa. Selain itu, harus diketahui bahwa pengaruh dosa dan melanggar perintah Allah Swt akan memunculkan kemurkaan Allah Swt. Bila Allah telah murka, maka orang yang mendapat murka-Nya akan terjauhkan dari kebaikan dan semakin dekat kepada bencana dan kesulitan.
 
Manusia dalam kehidupannya harus senantiasa melangkah di jalan yang mendekatkan dirinya kepada Allah Swt. Dalam kondisi yang demikian, Allah juga akan memperbaiki kekurangan dalam pekerjaannya dan mencukupi kebutuhannya. Dengan demikian, sudah selayaknya bagi manusia untuk tetap berharap kepada rahmat dan kehendak ilahi. Manusia harus percaya bahwa kekuasaan Allah Swt berada di atas kekuatan yang ada dan dengan kekuasaan-Nya Allah mampu mengabulkan keinginannya sekalipun dalam kondisi yang paling sulit, bahkan yang di luar dari jangkauan pemikiran manusia. 

Sumber: (IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual