Ubaidillah bin Ziyad Mobilisasi Warga Kufah Lawan Imam Husein as
Di masjid Kufah, Abdullah bin Ziyad berkata kepada warga yang hadir,
"Wahai warga Kufah! Kalian telah menguji keturunan Abu Sufyan, dan telah
menemukan mereka sebagaimana yang kalian inginkan! Kalian mengenal
Yazid yang berakhlak dan berperilaku baik pada para bawahannya. Seluruh
pemberian-pemberiannya berada pada tempatnya yang tepat. Demikian juga
dengan ayahnya. Kini Yazid memerintahkanku untuk membagi-bagikan uang
kepada kalian dan mengirimkan kalian untuk melawan musuhnya, Husein."
Setelah itu, ia memerintahkan untuk mengumumkan kepada seluruh warga dan mempersiapkan rakyat untuk bergerak menuju medan laga.
Syimr bin Dzil Jausyan bersama empat ribu pasukan; Yazid bin Rakab, dua
ribu, Husein bin Namir, empat ribu; Mazhayir bin Rahinah, tiga ribu,
dan Nashr bin Harsyah dengan dua ribu pasukan. Keseluruhannya menyatakan
diri siap berperang melawan Imam Husein as.
Dan perjalanan menuju Karbala segera dimulai.
Dalam menjawab Qais bin Asy'ab yang menyarankannya untuk berbaiat pada
Yazid, Imam Husein bin Ali as berkata, "Tidak, demi Allah! Aku tidak
akan meletakkan tanganku dengan hina di atas tangan mereka, dan juga
tidak akan melarikan diri dari medan laga sebagaimana para budak."
Abul Qasim Muhammad Baghdadi Meninggal
Tanggal 4 Muharam 485 Hijriah, Abul Qasim Muhammad Baghdadi, yang
terkenal dengan nama Ibnu Naqiya, seorang penyair dan penulis terkenal
dari Bagdad, meninggal dunia. Abul Qasim Baghdadi dikenal karena
syair-syairnya yang indah, penuh hikmah, dan menggunakan bahasa yang
sederhana, yang dimuat dalam buku kumpulan syairnya yang berjudul
Maqamaat. Dalam buku ini, Ibnu Naqiya mengkritik kerusakan-kerusakan
sosial dalam bentuk hikayat dan humor.
Ibnu Naqiya juga menulis buku lain berjudul "al-Jaman fi Tashbihaatil Quran" yang berisi penafsiran terhadap 226 ayat Al-Quran.
Abu Abdullah Muhammad Imrawi meninggal dunia
Tanggal 4 Muharam 1264 Hijriah, Abu Abdullah Muhammad Imrawi Fasi yang
terkenal dengan gelar Ibn Idris, seorang menteri, penulis dan penyair
muslim Maroko meninggal dunia. Ia memulai pelajarannya dengan menghafal
Al Quran, lalu mempelajari ilmu nahwu dan sastra Arab. Sebelumnya, Ibn
Idris bekerja sebagai petugas perpustakaan, kemudian bekerja sebagai
juru tulis. Ia juga pernah bekerja sebagai juru tulis para sejarawan
terkenal di zamannya. Dengan cara ini ia mendapat pengetahuan yang luas
di bidang menulis kasidah dan serangan Perancis ke Aljazair sebanyak 111
bait seraya menyeru umat Islam untuk berjihad.
Tidak
lama kemudian, karena konspirasi musuh, Ibnu Idris dipenjara dan disiksa
oleh Sultan Maroko, lantaran dituduh sebagai pengerak utama
pemberontakan. Selepas bebas dari penjara, Ibn Idris mengasingkan diri
dan menumpukan perhatiannya dengan menulis syair. Kebanyakan
syair-syairnya berisi pujian atas keagungan Rasulullah Saw dan keindahan
alam semesta.
Sumber: (IRIB Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Baik dan Berintelektual